Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dengan prevalensi yang relatif tinggi di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu penyebab kematian bayi adalah gagal tumbuh atau stunting.Â
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Posyandu yang berada di Dusun Krapyak merupakan salah satu posyandu di Desa Botoputih yang memiliki balita dengan kategori stunting. Selain itu kesadaran dan pengetahuan ibu balita di posyandu tersebut mengenai stunting masih sangat rendah. Pengetahuan ibu terkait gizi dan pola asuh menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi pola makan dan tumbuh kembang anak.Â
Oleh karena itu, mahasiswa pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) melaksanakan program yang dapat mewadahi para ibu untuk meningkatkan pengetahuannya terkait stunting.
Mahasiswa pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) melaksanakan program "Pemberdayaan Masyarakat Desa Botoputih melalui Program Mother Smart Grounding dalam Mencegah Stunting Balita".Â
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta peran masyarakat dalam program pencegahan dan deteksi stunting secara dini pada balita yang diharapkan secara langsung dapat memotivasi masyarakat untuk ikut serta dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak agar memperoleh hasil yang optimal. Program ini dilaksanakan di Balai Pertemuan Desa di Dusun Krapyak.
Program "Pemberdayaan Masyarakat Desa Botoputih melalui Program Mother Smart Grounding dalam Mencegah Stunting Balita" memiliki 3 rangkaian kegiatan, yaitu pengukuran antropometri balita, edukasi, dan pembagian PMT (Pemberian Makan Tambahan) berbahan dasar lokal. Kegiatan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2022 dengan melakukan pengukuran antropometri balita.
Kegiatan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2022, yaitu edukasi stunting dan pembagian PMT berbahan dasar lokal yang diikuti oleh 20 ibu balita dan para kader.Â
Penyampaian materi edukasi stunting dilakukan oleh Ibu Anjar Wulandari, A.Md.Keb. selaku Bidan Polindes Botoputih yang didampingi oleh mahasiswa pengabdian UM. Materi edukasi yang diberikan meliputi pengetahuan dasar tentang stunting (definisi, penyebab, dan tantangan utama dalam perubahan perilaku untuk pencegahan stunting), dan informasi mengenai ASI ekslusif serta cara pemberian MP-ASI yang benar.
Setelah dilakukan edukasi, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pembagian serta penayangan video pembuatan PMT berbahan dasar lokal oleh mahasiswa pengabdian UM. Menu PMT yang dibagikan adalah jasuke (jagung susu keju) dan puding daun kelor.Â
Jagung dan daun kelor menjadi salah satu hasil pertanian yang terdapat di Desa Botoputih. Oleh karena itu, penggunaan jagung dan daun kelor sebagai PMT bertujuan agar ibu balita mampu memanfaatkan potensi pangan lokal yang ada di daerah tempat tinggalnya.