Dibbsastra
Jejak di Tanah Perjuangan
Kaki ini menapak di tanah yang dulu saksi, Â
Perjuangan para pendahulu yang tak kenal henti, Â
Tanah yang basah oleh darah dan air mata, Â
Namun tak pernah surut oleh semangat merdeka.
Di sini, cerita tak hanya tentang pedang dan senapan, Â
Tapi tentang ibu-ibu yang menenun mimpi, Â
Tentang petani yang menanam benih harapan, Â
Dan anak-anak yang menyanyikan lagu kebebasan.
Meski masa berlalu, jejak-jejak itu masih ada, Â
Tertanam dalam tanah yang terus menghidupi, Â
Generasi demi generasi, melanjutkan perjuangan, Â
Bukan lagi melawan penjajah, tapi ketidakadilan yang menggerogoti.
Kau bisa lihat di wajah-wajah mereka, Â
Kesederhanaan yang berbalut kebanggaan, Â
Mereka tahu, kemerdekaan bukan hanya kata, Â
Tapi kerja keras tanpa henti, setiap hari, setiap detik.
Di tengah hiruk pikuk pembangunan kota, Â
Suara desa tetap nyaring di hati yang peka, Â
Mereka tak butuh sorak atau tepuk tangan, Â
Cukup hak yang sama, cukup keadilan yang tak berpihak.
Dan di atas tanah ini, aku berjanji, Â
Bahwa perjuangan tak akan sia-sia, Â
Jejak-jejak itu akan terus terukir, Â
Hingga setiap jiwa benar-benar merdeka.
Cilacap, September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H