Dibbsastra
Suara di Balik Reruntuhan
Di balik reruntuhan, suara-suara terpendam, Â
Nyawa-nyawa yang hilang, cerita yang usang, Â
Tanah merekam jejak yang tak lagi benderang, Â
Tentang perjuangan, tangis, dan pengorbanan yang jarang didengar.
Anak-anak tanpa rumah, berlari di antara puing, Â
Mencari asa di langit yang semakin redup, Â
Mereka tak butuh belas kasihan, Â
Hanya secercah harapan, untuk esok yang lebih lapang.
Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah sunyi, Â
Rakyat kecil berjuang dengan tenang namun pasti, Â
Melawan angin yang membawa debu ketidakadilan, Â
Namun dari wajah mereka, tak pernah pudar senyum kebersamaan.
Aku menulis ini bukan hanya tentang mereka, Â
Ini tentang kita---yang sering lupa pada sesama, Â
Reruntuhan itu bukan milik mereka saja, Â
Tapi bagian dari kemanusiaan yang tak pernah sempurna.
Maka dari reruntuhan, bangkitlah satu suara, Â
Satu cerita yang menghidupkan kembali, Â
Bahwa meski terjatuh, kita bisa bangkit lagi, Â
Bersama-sama, menggenggam mimpi, menatap masa depan yang berarti.
Cilacap, September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H