"Sembagi Arutala dan Langit yang Tak Berujung"
Di bawah lengkung langit yang luas, Â
Sembagi Arutala menatap jauh, Â
Impian tergantung di ujung cakrawala, Â
Seperti bintang yang selalu bersinar dalam gulita.
Langkah-langkahnya tak pernah henti, Â
Meski bumi kadang bergetar di bawah kaki, Â
Angin menantang, badai menghadang, Â
Namun hatinya terus berdegup, tak pernah goyah.
Langit bukan batas, Â
Hanya ruang kosong yang menanti disentuh, Â
Sayap-sayap impian terbentang lebar, Â
Mengikuti jejak angin, menyusuri lautan mimpi.
Ia melangkah, dengan mata terarah, Â
Menuju ufuk yang tak pernah pudar, Â
Menggapai bintang, menggenggam angkasa, Â
Tak ada ujung bagi cita-citanya.
Setiap jatuh adalah pelajaran, Â
Setiap luka adalah pelatuk untuk bangkit, Â
Sembagi Arutala tak kenal menyerah, Â
Ia adalah nyala yang menolak padam.
Langit mungkin tampak tak berujung, Â
Tapi ia percaya, ada lebih dari sekadar langit. Â
Di balik awan, di seberang cakrawala, Â
Ada dunia yang menunggu untuk direngkuhnya.
Dengan tekad yang melampaui batas, Â
Ia terus mendaki tanpa lelah, Â
Sembagi Arutala, penjelajah impian, Â
Tak pernah berhenti, hingga langit mengaku kalah.
"Melangkah Menuju Puncak Cita"