Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah di Bawah Bayang-bayang Penjajah - Part 26

14 September 2024   02:06 Diperbarui: 14 September 2024   02:14 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika matahari mulai turun, pasukan Suryo bergerak maju. Mereka memimpin serangan dari depan, dengan harapan bisa menarik perhatian musuh. Sementara itu, Raden dan pasukannya merayap melalui hutan di sekitar benteng. Langkah mereka pelan dan hati-hati, memastikan tidak ada suara yang dapat memperingatkan musuh.

Saat serangan Suryo mulai menggetarkan tanah, pasukan musuh segera merespons. Mereka menyangka bahwa ini adalah serangan penuh dari seluruh kekuatan benteng, dan mereka segera mengerahkan seluruh pasukan untuk melawan. Pertempuran pun dimulai, dengan suara denting pedang dan teriakan prajurit memenuhi udara.

Namun, di tengah hiruk-pikuk pertempuran, mereka tidak menyadari bahwa pasukan Raden sudah berada di belakang mereka. Begitu pasukan musuh terfokus pada serangan depan, Raden memberikan isyarat kepada prajuritnya. Mereka menyerang dengan cepat dan brutal, mengejutkan musuh dari belakang. Kekacauan pun terjadi. Pasukan musuh terjepit antara dua arah, tak bisa bergerak maju maupun mundur.

Raden memimpin pasukannya dengan gagah berani, pedangnya terayun ke sana kemari, mengalahkan musuh yang mencoba melawannya. "Jangan biarkan mereka melarikan diri!" serunya kepada prajuritnya. "Ini adalah kesempatan kita untuk mengakhiri ini!"

Serangan dari dua sisi membuat musuh kehilangan arah dan kendali. Dalam waktu singkat, pasukan musuh yang sebelumnya begitu kuat dan terorganisir mulai runtuh. Mereka mencoba melarikan diri, tapi prajurit Raden dan Suryo tidak memberi ampun.

Ketika malam tiba, pertempuran mulai mereda. Pasukan musuh yang tersisa mundur dengan tergesa-gesa, meninggalkan peralatan dan korban di medan pertempuran. Di sisi Raden, meski ada korban yang jatuh, kemenangan ini terasa manis. Mereka telah berhasil memukul mundur musuh dengan kekuatan yang jauh lebih besar.

Suryo menghampiri Raden setelah pertempuran usai. "Kita berhasil, tapi ini belum selesai," katanya dengan nada serius. "Mereka mungkin mundur sekarang, tapi kita harus bersiap untuk serangan lain. Penjajah tidak akan menyerah begitu saja."

Raden mengangguk. "Aku tahu. Tapi kemenangan hari ini memberi kita waktu. Kita akan memperkuat benteng lagi, dan kita akan terus berjuang."

Dengan malam yang semakin larut, Raden memerintahkan pasukannya untuk beristirahat. Mereka tahu bahwa kemenangan hari ini hanyalah satu langkah dalam perjuangan panjang. Tapi semangat mereka tetap tinggi, karena mereka telah membuktikan bahwa meskipun dikepung dari segala arah, mereka masih bisa melawan.

Hari esok mungkin akan membawa lebih banyak tantangan, tapi Raden dan pasukannya siap menghadapi apa pun yang datang. Bagi mereka, tanah air dan kebebasan adalah harga yang pantas untuk diperjuangkan, meski harus mengorbankan nyawa mereka.

Dengan begitu, pertempuran di benteng mungkin belum selesai, tapi semangat para pejuang tetap menyala. Dan di tengah kegelapan malam, ada harapan kecil yang mulai bersinar, harapan bahwa suatu hari nanti, penjajahan ini akan berakhir, dan kebebasan akan kembali ke tanah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun