Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah di Bawah Bayang-Bayang Penjajah - Part 21

13 September 2024   02:58 Diperbarui: 13 September 2024   03:00 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nyala di Tengah Kegelapan

Malam yang baru tiba membawa kegelapan yang dalam, seolah menambah beban pada hati para pejuang yang masih bertahan di benteng. Angin dingin berembus melewati celah-celah batu, membawa bisikan yang menakutkan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Raden berdiri di atas tembok, matanya tajam menatap ke arah hutan yang gelap di kejauhan, tempat Arya dan kelompok kecilnya bersembunyi, menjalankan misi yang sangat berisiko.

Suara gemuruh pertempuran telah mereda, tetapi ketegangan masih terasa. Musuh tampaknya menarik mundur pasukan mereka untuk malam itu, menunggu fajar untuk melanjutkan serangan. Di dalam benteng, para prajurit mengambil kesempatan untuk beristirahat, meskipun mereka tahu bahwa tidur akan sulit didapatkan. Mata mereka selalu waspada, telinga mereka siap menangkap suara langkah kaki musuh.

Raden kembali ke ruang strategi, di mana Suryo dan Pak Arif sudah menunggu. Mereka membahas apa yang harus dilakukan selanjutnya. Meskipun mereka telah bertahan dengan baik sejauh ini, Raden tahu bahwa kekuatan musuh masih sangat besar. Mereka harus menemukan cara untuk mengguncang pasukan musuh, untuk melemahkan moral mereka sebelum serangan besar berikutnya.

"Saatnya kita melakukan serangan balik," ujar Raden dengan suara rendah namun penuh keyakinan. "Kita tidak bisa hanya bertahan. Kita harus membuat musuh merasa tidak aman, bahkan di markas mereka sendiri."

Pak Arif mengangguk setuju. "Aku setuju, Raden. Tapi kita harus melakukannya dengan cerdik. Jika kita bisa membuat mereka percaya bahwa kekuatan kita lebih besar daripada yang mereka bayangkan, kita mungkin bisa memaksa mereka untuk mundur."

Suryo, yang selama ini lebih banyak diam, akhirnya berbicara. "Kita bisa memanfaatkan api. Kita bakar hutan di sekitar mereka, membuat mereka panik dan kehilangan orientasi. Api bisa menjadi sekutu kita dalam pertempuran ini."

Raden memikirkan usulan itu dengan serius. Menggunakan api bisa berisiko, tapi jika dilakukan dengan benar, itu bisa menjadi senjata yang sangat efektif. Mereka harus melakukannya dengan cepat dan tepat, agar tidak mengorbankan hutan yang menjadi sumber daya bagi mereka sendiri.

Malam itu, Raden memerintahkan beberapa prajurit untuk menyiapkan obor dan minyak. Kelompok kecil ini, dipimpin oleh Suryo, akan menyelinap keluar dari benteng saat fajar hampir tiba dan menyalakan api di beberapa titik strategis. Mereka harus bergerak cepat dan kembali ke benteng sebelum musuh menyadari apa yang terjadi.

Sementara itu, Raden juga mengirim pesan kepada Arya melalui seorang penghubung rahasia. Mereka harus menyesuaikan serangan mereka dengan tindakan Suryo dan pasukan kecilnya. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, musuh akan terjebak dalam kekacauan yang tidak mereka duga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun