Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah di Bawah Bayang-Bayang Penjajah - Part 16

12 September 2024   05:51 Diperbarui: 12 September 2024   08:31 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suryo menambahkan, "Selain itu, kita harus memastikan bahwa persediaan makanan dan obat-obatan kita mencukupi. Saya akan mengirim beberapa orang untuk mencari dan menyimpan persediaan di gua tersebut. Kita juga harus memikirkan cara untuk memperlambat gerak maju musuh jika mereka menyerang kembali. Perangkap dan penghalang di jalur utama bisa sangat membantu."

Setelah beberapa saat diskusi, akhirnya mereka semua sepakat dengan rencana tersebut. Raden memerintahkan agar para pejuang mulai mempersiapkan pertahanan dan jalur evakuasi. Sementara itu, dia dan beberapa orang lainnya akan menginterogasi panglima musuh untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Saat mereka bersiap untuk bergerak, seorang penjaga tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dengan napas terengah-engah. "Ada utusan dari desa sebelah," katanya, suaranya tergesa-gesa. "Mereka meminta bantuan. Desa mereka sedang diserang oleh pasukan musuh yang datang dari arah selatan."

Raden terdiam sejenak, mencerna informasi itu. Ini adalah skenario yang mereka takutkan. Musuh menyerang di banyak tempat sekaligus untuk memecah perhatian dan kekuatan para pejuang.

"Kita tidak bisa membiarkan desa itu jatuh," kata Suryo dengan tegas. "Jika mereka berhasil menguasai desa itu, mereka akan memiliki pijakan untuk menyerang kita dari arah selatan. Kita harus membantu mereka."

Raden mengangguk. "Kita akan mengirim pasukan bantuan. Namun kita harus berhati-hati, karena ini bisa jadi bagian dari rencana musuh untuk menjebak kita. Suryo, kau pimpin pasukan ke sana. Pastikan kau membawa cukup orang, tapi jangan sampai benteng ini menjadi lemah."

Suryo mengangguk. Ia tahu bahwa tugas ini sangat berbahaya, namun ia siap untuk melakukannya demi mempertahankan desa dan benteng mereka. Dengan cepat, ia memilih orang-orang terbaiknya dan segera bersiap untuk berangkat.

Raden kembali ke meja strategi. Kini, pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan dan skenario yang harus dihadapi. Ia tahu bahwa tantangan ke depan akan semakin berat. Tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak bisa menyerah. Di pundaknya, ada beban yang sangat besar, tetapi juga keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa mereka akan mampu mempertahankan tanah air mereka.

Setelah semua persiapan selesai, pasukan yang dipimpin Suryo berangkat menuju desa yang sedang diserang. Mereka bergerak cepat melalui hutan, berusaha mencapai desa sebelum terlalu banyak kerusakan terjadi.

Di benteng, Raden dan yang lainnya terus memantau situasi, sambil terus memperkuat pertahanan dan menyiapkan langkah-langkah taktis berikutnya. Mereka tahu bahwa pertempuran belum usai, dan bahwa mereka harus tetap waspada setiap saat.

Hari itu menjadi awal dari serangkaian pertempuran yang akan menguji batas kemampuan dan tekad mereka. Namun satu hal yang pasti, mereka tidak akan menyerah begitu saja. Benteng ini, tanah ini, adalah milik mereka, dan mereka akan mempertahankannya dengan segala daya dan upaya yang mereka miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun