Konsolidasi dan Strategi Baru
Setelah serangan malam yang mengejutkan namun berhasil dipukul mundur, pagi itu di benteng terasa lebih sunyi daripada biasanya. Penduduk desa, yang masih dalam masa pemulihan, berkumpul untuk menyusun strategi baru dan memperkuat pertahanan mereka. Kemenangan kecil itu memberi mereka kepercayaan diri, tetapi Raden dan pemimpin desa lainnya tahu bahwa ini hanyalah permulaan dari pertempuran yang lebih besar.
Raden berdiri di tengah aula pertemuan yang terbuat dari kayu dan batu, bersama Pak Arif dan Bu Sri di sisinya. Meja kayu besar di hadapan mereka dipenuhi peta dan catatan-catatan tentang pergerakan musuh. Raden mulai berbicara dengan suara tegas, memastikan semua orang mendengarnya.
"Kita berhasil menahan serangan semalam, tapi kita tidak boleh lengah," kata Raden. "Musuh kita jauh lebih kuat dan lebih terorganisir daripada yang kita bayangkan. Kita harus menyusun strategi baru dan memperkuat aliansi kita dengan desa-desa lain."
Pak Arif, yang selama ini menjadi salah satu pilar pertahanan, mengangguk setuju. "Pertahanan kita kuat, tapi kita masih punya kelemahan yang harus kita perbaiki. Selain itu, kita perlu memperluas jaringan informasi kita. Kita harus tahu gerakan musuh sebelum mereka tiba di pintu kita."
Bu Sri, yang dikenal sebagai pemimpin logistik yang tangguh, menambahkan, "Kita juga harus memastikan persediaan kita cukup untuk jangka panjang. Serangan semalam menunjukkan bahwa kita mungkin akan menghadapi pengepungan yang panjang. Kita harus bersiap."
Raden menyusun beberapa usulan. Pertama, ia mengusulkan pengiriman mata-mata ke wilayah musuh untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang rencana mereka. Dia menunjuk beberapa orang yang dikenal memiliki kemampuan bertahan hidup dan pengamatan yang baik untuk tugas ini. Mereka akan menyusup ke wilayah musuh dan mengumpulkan informasi penting tentang pergerakan pasukan penjajah, jumlah mereka, dan rencana serangan berikutnya.
Kedua, Raden mengusulkan untuk memperkuat benteng dengan menambahkan lapisan pertahanan tambahan, seperti parit dan barikade di sekitar benteng. Dia juga merencanakan untuk melibatkan lebih banyak desa di sekitar wilayah mereka dalam aliansi ini, memastikan bahwa pertahanan mereka tidak hanya terkonsentrasi di satu tempat tetapi tersebar di seluruh wilayah.
Ketiga, Raden menekankan pentingnya pelatihan lanjutan bagi para pejuang. Meskipun mereka telah menunjukkan keberanian luar biasa dalam pertempuran, Raden tahu bahwa mereka masih bisa meningkatkan kemampuan tempur mereka. Dia memutuskan untuk mengadakan sesi pelatihan intensif yang difokuskan pada taktik gerilya, serangan balik yang cepat, dan pertahanan yang fleksibel.
Selama beberapa minggu berikutnya, rencana ini mulai dijalankan. Mata-mata yang dikirimkan oleh Raden berhasil menyusup ke kamp musuh dan kembali dengan informasi yang sangat berharga. Mereka melaporkan bahwa pasukan penjajah sedang mempersiapkan serangan besar-besaran, yang bertujuan untuk menghancurkan benteng dan mematahkan semangat para pejuang desa.