Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah di Bawah Bayang-Bayang Penjajah - Part 6

11 September 2024   03:06 Diperbarui: 11 September 2024   03:50 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Bawah Bayang-Bayang

Setelah kehancuran yang melanda desa, para penduduk yang selamat kini hidup dalam ketakutan yang mendalam. Mereka tahu bahwa meskipun mereka telah melarikan diri ke hutan, ancaman dari para penjajah masih sangat nyata. Raden, yang telah mengambil peran sebagai pemimpin mereka, merasa terbebani oleh tanggung jawab besar ini. Namun, dia tidak menunjukkan kelemahannya di depan yang lain. Dia tahu bahwa semangat mereka rapuh, dan dia harus menjadi pilar yang kuat.

Setiap hari, mereka berpindah-pindah tempat di hutan, tidak pernah tinggal di satu tempat lebih dari semalam. Para penjajah mungkin tidak tahu keberadaan mereka, tapi Raden tidak ingin mengambil risiko. Malam-malam mereka diisi dengan rasa waspada, telinga selalu siaga mendengar setiap suara yang mencurigakan. Raden dan teman-temannya bergantian berjaga, memastikan tidak ada ancaman yang mendekat.

Namun, kondisi ini tidak bisa berlangsung lama. Persediaan makanan mereka semakin menipis, dan mereka harus berani mengambil risiko untuk kembali ke desa-desa terdekat untuk mencari bahan pangan. Dengan berat hati, Raden memutuskan untuk membagi kelompok mereka. Dia, Suryo, dan Yuda akan kembali ke desa yang telah ditinggalkan, sementara yang lain tetap di hutan dan berusaha bertahan.

Perjalanan kembali ke desa dipenuhi dengan kecemasan. Setiap langkah yang mereka ambil terasa berat, seolah-olah tanah yang mereka injak menyimpan kenangan buruk yang tidak ingin mereka ingat. Setibanya di desa, pemandangan yang mengerikan menyambut mereka. Mayat-mayat yang terlupakan, rumah-rumah yang hancur, dan asap yang masih mengepul dari reruntuhan menjadi bukti bisu dari kekejaman yang telah terjadi.

Raden menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum memulai pencarian. Mereka harus bergerak cepat, mengumpulkan apa pun yang masih bisa digunakan. Suryo dan Yuda juga memulai pencarian mereka di rumah-rumah yang masih berdiri meski rusak. Mereka bekerja dalam diam, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.

Saat mengumpulkan persediaan di sebuah rumah yang nyaris runtuh, Raden menemukan sebuah kotak kayu yang terbungkus rapat di bawah lantai. Dengan hati-hati, dia membukanya dan menemukan tumpukan surat-surat yang sudah usang. Raden membuka salah satu surat itu dan mulai membacanya. Ternyata, itu adalah surat-surat cinta yang ditulis oleh seorang pemuda kepada kekasihnya yang tinggal di desa tersebut.

Membaca surat-surat itu, hati Raden menjadi semakin berat. Dia teringat akan apa yang telah hilang, bukan hanya nyawa, tetapi juga harapan, cinta, dan impian yang tidak akan pernah terwujud. Kesedihan mendalam menyelimuti dirinya, tapi dia tahu bahwa ini bukan saatnya untuk tenggelam dalam perasaan. Dia harus tetap fokus pada tugasnya.

Setelah beberapa jam, mereka berhasil mengumpulkan cukup persediaan untuk kembali ke hutan. Namun, saat mereka bersiap-siap untuk pergi, terdengar suara langkah kaki dari kejauhan. Raden segera memberi isyarat kepada Suryo dan Yuda untuk bersembunyi. Mereka menyelinap ke dalam bayang-bayang reruntuhan, menahan napas saat sekelompok tentara penjajah mendekati desa.

Para tentara itu terlihat letih dan marah. Dari pembicaraan mereka yang terdengar samar, Raden bisa menangkap bahwa mereka sedang mencari para penduduk desa yang melarikan diri. Mereka tidak tahu di mana kelompok Raden bersembunyi, tetapi mereka jelas tidak akan berhenti sampai mereka menemukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun