Rahasia dari Dalam Hutan
Setelah berhasil mengusir Penjaga Bayangan, Alena dan Cedric melanjutkan perjalanan mereka ke dalam Hutan Takdir. Kabut mulai menipis, tetapi suasana tetap sunyi dan tegang, seakan hutan menyembunyikan sesuatu yang lebih gelap dari yang mereka duga. Udara di sekeliling mereka terasa semakin berat, dan langkah-langkah kaki mereka seolah menimbulkan gema aneh yang terus mengikuti.
Cedric, yang biasanya selalu penuh percaya diri, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia menoleh ke arah Alena, namun sang putri tetap melangkah maju dengan tekad yang kuat. Matanya bersinar tenang, meskipun ia juga menyadari perubahan yang mengganggu di sekeliling mereka.
"Tidak ada suara burung, bahkan angin pun terasa berbeda," gumam Cedric, menggenggam pedangnya lebih erat. "Putri, kita harus berhati-hati."
Alena hanya mengangguk, tetap fokus pada tujuan mereka. Perasaan aneh terus menghantui pikirannya, seolah hutan ini tidak sekadar sebuah tempat, melainkan sebuah ujian yang lebih besar dari sebelumnya. Meskipun mereka sudah mengatasi Penjaga Bayangan, Alena yakin bahwa perjalanan ini masih menyimpan rahasia gelap yang belum terungkap.
Setelah beberapa jam berjalan dalam diam, tiba-tiba mereka dihadapkan pada sebuah persimpangan. Di depan mereka, terbentang dua jalan: yang pertama adalah jalan yang terang, dipenuhi dengan batu-batu berkilauan yang memantulkan cahaya seperti permata, sementara jalan kedua tampak suram, diselimuti bayangan pekat dan kabut gelap yang mengaburkan pandangan.
Cedric menghentikan langkahnya, ragu. "Putri, kita harus memilih jalan mana?" tanyanya, menatap kedua jalan itu dengan keraguan yang mendalam.
Alena diam sejenak, menutup matanya dan mencoba mendengarkan suara hatinya. Di dalam dirinya, Cahaya yang selalu menyertainya berpendar lembut, seakan memberikan petunjuk yang samar. Meski jalan terang tampak lebih aman, ada sesuatu dalam hati Alena yang memberitahunya bahwa itu adalah jebakan.
"Jalan yang terang mungkin terlihat aman, tetapi aku merasa ada yang salah," kata Alena pelan. Ia menatap Cedric dengan penuh keyakinan. "Kita harus mengambil jalan yang gelap. Meskipun berbahaya, aku yakin ini adalah jalan yang benar."
Cedric mengernyit, bingung. "Tapi, Putri, jalan itu terlihat sangat berbahaya. Bagaimana jika itu hanya membawa kita pada kematian?"
Alena tersenyum samar, meski hatinya juga dipenuhi keraguan. "Aku tahu, Cedric. Tetapi Cahaya dalam diriku tidak bisa bersinar jika aku tidak berani menghadapi kegelapan. Aku harus percaya pada instingku."