Di atas sana, langit tak lagi biru, Â
Seolah warna lenyap bersama waktu, Â
Dedaunan tak berbisik, angin pun kelu, Â
Menjadi saksi, betapa sunyi itu menunggu.
Tiada semburat jingga saat senja tiba, Â
Hanya hamparan kelabu yang meredupkan jiwa, Â
Rindu terkatung-katung, terperangkap di antara, Â
Kenangan yang tak lagi bermakna.
Malam pun datang tanpa bintang yang menyala, Â
Kegelapan merayap, menyelimuti segala, Â
Cahaya pun enggan menyapa, Â
Meninggalkan hati yang hampa.
Namun, dalam sunyi, ada tanya, Â
Di mana pelangi yang biasa menghias cakrawala? Â
Apakah ia pergi bersama harapan yang sirna, Â
Atau tersembunyi di balik awan kelam, tanpa suara?
Langit tanpa warna, begitulah rasanya, Â
Saat mimpi terhenti, tak lagi bercahaya, Â
Namun meski semua tampak sia-sia, Â
Masih ada secercah asa di balik gulita.
Cilacap, Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H