Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Jejak di Negeri Awan - Part 1

29 Agustus 2024   03:50 Diperbarui: 29 Agustus 2024   04:04 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penemuan Awan

Di sebuah desa kecil yang terletak di lereng bukit, hidup seorang pemuda bernama Dimas. Dimas dikenal sebagai pelukis berbakat di desanya, berkat kemampuannya menangkap keindahan alam dalam kanvasnya. Desa ini terletak di antara hamparan hutan lebat dan padang rumput yang menghijau, dan setiap hari, Dimas menjelajahi keindahan alam ini untuk mencari inspirasi. Di puncak bukit, di mana sinar matahari menembus dedaunan, Dimas sering menemukan ketenangan dan kedamaian yang diperlukan untuk melukis.

Matahari bersinar lembut saat Dimas memutuskan untuk mendaki bukit pada sore itu. Ia membawa kanvasnya, cat, dan kuas, serta bekal sederhana berupa roti dan air dari rumah. Perjalanan ke puncak bukit memerlukan usaha yang tidak sedikit, namun bagi Dimas, usaha tersebut selalu sepadan. Setiap langkahnya membawa dia lebih dekat ke tempat di mana dia bisa merasakan keindahan alam dengan lebih mendalam.

Saat Dimas mencapai puncak, ia meletakkan peralatan lukisnya dan duduk di sebuah batu besar yang rata. Dari sini, ia bisa melihat seluruh desa dan lanskap sekitarnya. Pemandangan tersebut selalu memikatnya, dengan atap rumah yang berkilauan terkena cahaya matahari sore dan sungai yang berkelok-kelok di kejauhan. Namun hari itu, ada sesuatu yang terasa berbeda. Dimas merasakan angin yang lebih sejuk dan aroma hutan yang lebih tajam, seolah-olah alam memberikan isyarat bahwa sesuatu yang istimewa akan terjadi.

Dimas mulai melukis, mencoba menangkap keindahan langit sore yang dihiasi oleh awan-awan putih. Sambil melukis, ia memperhatikan gerakan awan di langit, bagaimana mereka berkelana dari satu sisi ke sisi lainnya, membentuk berbagai bentuk yang menarik. Namun, hari itu, ada satu awan yang berbeda dari yang lainnya. Awan itu bersinar dengan warna-warna yang tidak biasa---hijau zamrud, ungu tua, dan emas lembut. Awan tersebut tampak bersinar lebih terang daripada awan-awan di sekelilingnya, dan bergerak dengan cara yang agak aneh, seolah-olah memiliki kehendak sendiri.

Dimas merasa terpesona. Ia berhenti melukis dan menatap awan tersebut dengan penuh rasa ingin tahu. Awan itu tampak seperti sedang menarik perhatian Dimas, seolah-olah ada sesuatu yang ingin disampaikan. Keinginan untuk mengetahui lebih lanjut membuatnya merasa tidak bisa hanya duduk diam. Ia memutuskan untuk mengikuti awan tersebut, meskipun itu berarti meninggalkan lukisan yang belum selesai dan perjalanan pulang yang mungkin lebih lama dari biasanya.

Dengan hati yang penuh rasa ingin tahu, Dimas mulai mengikuti gerakan awan itu. Awan tersebut tampak bergerak perlahan namun pasti, menuju arah yang belum pernah dijelajahi Dimas sebelumnya. Dia melewati jalan setapak yang sempit dan tertutup oleh dedaunan lebat. Hutan di sekitar tampak semakin gelap dan misterius saat dia semakin jauh dari bukit. Setiap kali ia berpikir untuk berhenti dan kembali, dia merasakan dorongan kuat untuk terus melangkah.

Dimas memasuki bagian hutan yang belum pernah ia jelajahi sebelumnya. Hutan ini tampak lebih lebat, dengan pepohonan yang lebih tinggi dan rimbun. Cahaya matahari sulit menembus dedaunan, menciptakan pola-pola bayangan yang bergerak di tanah. Suara burung yang biasa terdengar menjadi lebih lembut, tergantikan oleh suara angin yang berbisik di antara ranting-ranting pohon.

Selama perjalanan, Dimas merasa haus dan lelah, tetapi rasa penasaran dan semangatnya tidak pernah surut. Ia berhenti sejenak di sebuah aliran sungai kecil untuk minum dan beristirahat. Saat dia duduk di tepi sungai, ia memandang ke arah hutan dan kembali melihat awan yang bersinar di kejauhan. Awan itu tampak semakin dekat, menuntun Dimas lebih dalam ke dalam hutan.

Saat menjelang sore, Dimas akhirnya tiba di sebuah lembah tersembunyi di mana awan tersebut tampak berhenti. Lembah itu dipenuhi dengan rerumputan hijau yang subur dan bunga-bunga warna-warni yang mekar di sepanjang tepi. Dimas merasa seolah-olah telah memasuki dunia yang sama sekali berbeda dari dunia yang ia kenal. Keindahan lembah ini sangat memikat, membuatnya merasa seolah-olah berada di tempat yang magis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun