Petualangan di Dalam Hutan
Malam itu, Asha tidur dengan gelisah, dikelilingi oleh suara hutan yang penuh misteri. Dia terbangun beberapa kali karena suara-suara aneh yang berasal dari kegelapan. Namun, dia tahu bahwa dia tidak bisa mundur. Menyadari pentingnya misinya, Asha memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya segera setelah matahari terbit.
Saat fajar menyingsing, hutan mulai bangkit dari tidur malamnya. Cahaya pagi yang lembut menerobos pepohonan, menciptakan pola-pola cahaya yang indah di tanah. Asha memeriksa bekalnya, memastikan bahwa dia memiliki cukup makanan dan air sebelum melanjutkan perjalanan. Dia merasa lebih siap dan bersemangat untuk menghadapi tantangan hari ini.
Jalur setapak yang dia ikuti semalam semakin samar, tetapi Asha terus mengikuti aliran sungai, yang tampaknya memberikan petunjuk arah. Sungai kecil ini mengalir dengan lembut, membawa suara menenangkan yang membuat Asha merasa sedikit lebih tenang. Di sepanjang tepi sungai, dia melihat berbagai tanaman dan bunga yang tidak dikenalnya. Beberapa dari bunga itu memiliki warna yang sangat cerah, seperti ungu, biru, dan merah, serta aroma harum yang memikat.
Sementara itu, Asha merasa seolah ada sesuatu yang memandangnya dari jauh. Kadang-kadang, dia menangkap sekilas gerakan di antara dedaunan, tetapi ketika dia mendekat, tidak ada apa-apa. Perasaan itu mulai membebani pikirannya, tetapi dia berusaha keras untuk tetap fokus pada tujuannya.
Saat siang mulai menghangatkan udara, Asha menemukan sebuah area terbuka di dalam hutan. Di tengah area ini terdapat sebuah batu besar dengan ukiran kuno yang terlihat seperti peta. Asha mendekati batu itu dengan hati-hati, mencoba mengartikan simbol-simbol yang terukir di permukaannya. Beberapa simbol tampak familiar, seperti gambar pohon dan air, sedangkan yang lainnya tampak seperti gambar bintang dan bulan.
Dia mencatat beberapa simbol tersebut di buku catatannya, berusaha menghubungkannya dengan petunjuk yang dia temukan sebelumnya. Asha menyadari bahwa mungkin peta ini adalah petunjuk menuju tempat yang lebih dalam di hutan. Dengan penuh rasa ingin tahu dan tekad, dia memutuskan untuk mengikuti arah yang ditunjukkan oleh peta tersebut.
Perjalanan Asha semakin menantang saat dia memasuki area hutan yang lebih lebat. Pohon-pohon menjadi semakin tinggi dan rapat, dan cahaya matahari sulit menembus daun-daun yang tebal. Udara menjadi lembab dan dingin, dan Asha merasa kesulitan untuk bergerak cepat. Dia harus berhati-hati agar tidak tersesat atau terjatuh di antara akar-akar pohon yang menjalar di tanah.
Ketika Asha mulai merasa lelah, dia mendengar suara aliran air yang berbeda dari sebelumnya. Dia mengikuti suara itu dan menemukan sebuah air terjun kecil yang menakjubkan. Air terjun ini mengalir dari sebuah tebing tinggi dan jatuh ke kolam yang bersih dan jernih. Asha merasa heran melihat keindahan tempat ini dan merasa seolah dia telah menemukan tempat yang istimewa.
Dia memutuskan untuk beristirahat sejenak di tepi kolam, sambil merenungkan apa yang telah dia temui. Saat dia duduk di tepi kolam, dia melihat sesuatu yang bersinar di dasar kolam. Dengan hati-hati, Asha mengambil sebuah batu kecil yang bersinar dengan cahaya lembut. Batu ini tampak mirip dengan biji yang diberikan oleh kakeknya. Dia memeriksa batu itu dengan cermat dan menemukan bahwa batu tersebut memiliki ukiran simbol yang sama dengan yang ada di batu sebelumnya.