Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Lembaran Kebersamaan

9 Agustus 2024   14:00 Diperbarui: 9 Agustus 2024   14:04 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap sudut taman ini menyimpan memori yang berharga. Aku ingat bagaimana kita saling bertukar cerita sambil duduk di bangku taman, di bawah pohon yang rindang. Dalam suasana santai tersebut, kita sering kali berbicara tentang impian dan harapan kita, tentang masa depan yang ingin kita capai bersama. Setiap percakapan itu menambah kedekatan kita dan memperkuat ikatan yang sudah terjalin.

Aku melangkah lebih jauh ke arah kolam kecil yang terletak di bagian sudut taman. Airnya yang jernih memantulkan cahaya bulan, dan ikan-ikan kecil yang berenang di dalamnya terlihat tenang. Aku duduk di tepi kolam, meletakkan kaki di atas permukaan air yang dingin, dan membiarkan pikiran-pikiranku melayang kembali ke masa lalu. Aku merenungkan bagaimana kita sering menghabiskan waktu di sini, menikmati ketenangan dan kedamaian yang ditawarkan oleh alam.

Teringat pada suatu malam di musim panas, ketika kita memutuskan untuk berkemah di halaman belakang. Kita mendirikan tenda dan tidur di bawah bintang-bintang. Malam itu, kita berbicara tentang berbagai hal—mulai dari cerita-cerita masa kecil hingga rencana-rencana besar di masa depan. Suara cengkerik yang mengisi malam dan aroma rumput segar menambah kehangatan pengalaman itu. Aku merasa sangat dekat denganmu pada malam itu, seolah-olah kita adalah satu jiwa yang terhubung dalam harmoni sempurna.

Kembali ke rumah, aku memasuki ruang kerja di mana aku biasa menulis jurnalku. Ruangan ini, meski sederhana, penuh dengan barang-barang yang memiliki makna bagi kita. Di salah satu rak, aku melihat foto-foto yang diambil selama perjalanan kita. Foto-foto itu mengingatkanku pada berbagai peristiwa penting yang telah kita lalui bersama—liburan ke pantai, pesta-pesta kecil yang kita adakan, dan hari-hari biasa yang penuh dengan kebahagiaan.

Salah satu foto yang sangat berharga bagiku adalah gambar kita berdua saat menghadiri perayaan ulang tahun teman. Kita berdiri berdekatan, tersenyum lebar dengan suasana ceria di sekeliling kita. Aku masih bisa merasakan kebahagiaan yang sama saat melihat foto itu—perasaan yang tak ternilai harganya.

Malam semakin larut dan suasana rumah menjadi lebih tenang. Aku memutuskan untuk kembali menulis di jurnalku, merenungkan peristiwa-peristiwa yang telah aku alami. Aku menulis dengan penuh perasaan, mencoba mengungkapkan betapa berartinya setiap momen yang kita bagi. Setiap kata yang aku tulis adalah ungkapan cinta dan penghargaan terhadap setiap lembaran kebersamaan yang telah kita buat.

Saat aku menulis, aku tidak hanya merekam fakta-fakta, tetapi juga perasaan dan emosi yang menyertai setiap pengalaman. Aku menulis tentang bagaimana hatiku berdebar-debar saat pertama kali kita bertemu, bagaimana kebahagiaan kita tumbuh seiring berjalannya waktu, dan bagaimana kita saling mendukung dalam menghadapi tantangan. Aku menceritakan setiap detail dengan penuh cinta, karena aku tahu betapa pentingnya setiap elemen dalam cerita kita.

Dalam keheningan malam, aku menyadari bahwa setiap lembaran dalam jurnalku adalah saksi bisu perjalanan kita. Mereka tidak hanya merekam peristiwa, tetapi juga emosi yang melibatkan kita—kegembiraan, kesedihan, harapan, dan impian. Aku merasa bersyukur memiliki kesempatan untuk mengingat dan merayakan setiap momen yang telah kita lalui bersama.

Seiring aku menutup jurnal itu, aku merasa puas namun juga sedikit melankolis. Terdapat rasa rindu yang mendalam untuk melanjutkan kisah kita, untuk menciptakan lebih banyak lembaran yang akan diisi dengan kebahagiaan dan kenangan indah. Meskipun aku tahu bahwa perjalanan kita belum berakhir, aku juga tahu bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk menulis bab baru dalam kisah kita.

Dengan penuh rasa syukur, aku menatap keluar jendela, menikmati keindahan malam yang tenang. Langit yang dipenuhi bintang-bintang mengingatkanku pada kekuatan cinta dan kebersamaan kita. Setiap bintang seolah-olah adalah lambang dari setiap lembaran yang telah kita lalui—bersinar dengan keindahan dan keabadian.

Aku merasa terhubung dengan setiap elemen di sekelilingku—dari cahaya bulan yang lembut hingga suara malam yang menenangkan. Semua ini merupakan bagian dari perjalanan kita, bagian dari cerita yang terus berkembang. Dan dalam setiap momen, aku tahu bahwa kita akan terus menciptakan lembaran-lembaran baru yang penuh dengan keindahan dan makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun