Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Lembaran Kebersamaan

9 Agustus 2024   14:00 Diperbarui: 9 Agustus 2024   14:04 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber -dibbsastra-

Di bawah langit yang abadi dan selalu menjadi saksi perjalanan waktu, terhampar sebuah kisah yang telah lama terbentang. Setiap hari, saat matahari terbenam dan memancarkan lembayung senja yang lembut, aku merenungkan lembaran-lembaran kebersamaan kita. Setiap lembaran itu menyimpan kenangan, tawa, dan bahkan kesedihan yang kita alami bersama. Namun, sering kali aku bertanya-tanya, sudah berapa banyak lembaran yang telah kita lalui?

Hari itu, aku duduk di teras rumah, dengan secangkir kopi di tangan, menatap horizon yang perlahan-lahan gelap. Suasana senja yang tenang membuatku terhanyut dalam kenangan. Aku mulai menulis dalam jurnal yang selalu aku simpan sebagai saksi perjalanan kita. Di sanalah aku melukis cerita kita—saat-saat indah dan penuh makna, serta momen-momen yang tidak akan pernah terlupakan.

Setiap kali aku membuka jurnal itu, aku melihat jejak langkah kita yang terukir dengan jelas. Lembar demi lembar, kita telah melangkah bersama, melalui hari-hari yang cerah dan badai yang menghadang. Ada halaman-halaman yang penuh dengan cerita tawa kita, dan ada pula yang mencatat duka dan tantangan yang kita hadapi. Aku berusaha mengingat dengan detail, mencoba untuk menghitung berapa banyak lembaran yang telah kita isi bersama.

Ketika aku merenung dalam keheningan malam, aku menyadari bahwa setiap lembaran itu bukan hanya sebuah catatan waktu, tetapi juga sebuah perjalanan emosional. Setiap keraguan yang aku hadapi dan setiap keyakinan yang kita bangun bersama terukir dalam setiap baris. Rasanya seperti kita sedang menjalin benang-benang tak terlihat yang menghubungkan satu lembaran ke lembaran berikutnya. Dalam setiap lekuk kenangan, ada rasa rindu yang mendalam, sebuah keinginan untuk terus bersama meskipun waktu terus bergerak.

Lembaran waktu seolah-olah terus berulang, bertanya-tanya berapa banyak lagi yang akan kita lewati. Aku membayangkan kita berada di tengah-tengah lembaran-lembaran yang tidak terhitung jumlahnya, melayang di antara masa lalu dan masa depan. Dalam lamunan yang panjang dan tak berujung, aku mencari jejak-jejak kasih yang tersembunyi di balik setiap halaman yang telah kita lewati.

Sementara senja perlahan memudar dan malam menggantikan hari, aku duduk di bawah sinar rembulan yang lembut. Rasanya seperti kita sedang mengisi bab terakhir dalam buku kehidupan kita, meskipun kita tahu bahwa kisah kita tidak akan pernah benar-benar berakhir. Lembaran kebersamaan kita tetap abadi, melampaui batasan waktu. Setiap hari, setiap lembaran, memiliki nilai yang tak ternilai harganya.

Aku menutup jurnal itu dengan lembut, merasa puas namun penuh rasa rindu. Dalam setiap lembaran, setiap kenangan, aku selalu merindu. Walaupun jawabannya tak dapat diukur dengan angka, aku tahu bahwa dalam setiap halaman yang kita isi bersama, terdapat keabadian yang tak akan pernah pudar. Dan aku, akan selalu berada di sini, merindu dan mencintai setiap lembaran kebersamaan kita.

---

Senja itu terasa lebih istimewa dari biasanya. Cahaya matahari yang memudar perlahan-lahan memberikan nuansa keemasan pada setiap sudut rumah, dan udara malam yang mulai mengisi ruang terasa menyegarkan. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan di halaman belakang rumah, mengamati setiap detail yang ada di sekelilingku.

Di halaman belakang, aku mengamati taman yang kita rawat bersama. Tanaman-tanaman yang tumbuh subur dan bunga-bunga yang mekar penuh warna menjadi saksi bisu perjalanan kita. Aku teringat bagaimana kita dulu menghabiskan waktu berjam-jam di sini, bercakap-cakap sambil menggali tanah dan menanam benih. Ada sesuatu yang begitu menenangkan tentang merawat tanaman; rasanya seperti merawat hubungan kita—dengan penuh cinta dan kesabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun