Mohon tunggu...
Ferdiansyah Rivai
Ferdiansyah Rivai Mohon Tunggu... Administrasi - Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Sriwijaya.

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Sriwijaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bisnis Baru: Lapor Praktek Suap CPNS Dapat 1 Milyar

21 September 2013   09:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:36 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar duaminggu yang lalu, Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar mengungkapkan bahwa ia menjamin tidak akan ada praktek percaloan dalam proses penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil 2013. Untuk meyakinkan hal ini, secara verbal Azwar mengatakan bahwa ia akan mengadakan sebuah sayembara, bagi siapa saja yang bisa mengungkapkan dan membuktikan adanya praktek suap, akan mendapatkan hadiah sebesar 1 Milyar !! Wow !!

http://nasional.kompas.com/read/2013/09/02/1226302/Menteri.PAN.dan.RB.Kalau.Ada.Laporan.Titip-titip.CPNS.Saya.Bayar.Rp.1.M

Pernyataan si Menteri ini menimbulkan beragam pertanyaan dalam pikiran saya. Pertama, Apakah si Menteri ini serius dengan ucapannya? Kedua, sebegitu parahkah praktek percaloan yang terjadi pada masa perekrutan PNS selama ini, hingga membuat pemerintah harus berkomitmen sedemikanrupa demi terciptanya proses yang adil? Memang, selama ini saya sering mendengar adanya “JasaTitipan”, namun saya belum pernah mendengarnya langsung dari orang yang berbuat seperti itu. Yang beredar hanyalah gosip-gosip yang sulit untuk dibuktikan. Malah beberapa orang yang saya kenal masuk PNS karena memang kecerdasan dan keberuntungannya (kedua orangtuanya tidak berduit). Lalu dari sini muncul pertanyaan ketiga, Mengapa tidak menjadi detektif kontemporer saja? Iseng-iseng, siapa tau beruntung bisa dapat 1 Milyar. Lagi pula peluangnya besar, karena katanya peminat “jasatitipan” ini banyak kan?

Ketika mendengar berita ini, saya langsung ajak ngobrol beberapa teman yang ingin iku ttes PNS “Ntar pas lagi ngurus-ngurus berkas, atau pas lagi tes penerimaan, coba kamu sekalian tanya-tanya, ad anggak yang pake jasa titipan? Ini katanya, kalo ada yang lapor dan bisa buktiin, dapat hadiah 1 Milyar lho! Kalo ntar dapet nggak perlulah capek-capek kerja jadi PNS. Apalagi kalo nia tjadi PNS cuma bua tnyari kekayaan, bukannya mengabdi. Bayangin !! misalkan jadi PNS gaji per-bulan 5 Juta. Butuh 16 tahunan kerja buat dapetin duit 1 Milyar”. Temen saya mengangguk dan bilang “Iya ya, bisa jadi bisnis baru ini. Prospek! Kalo tiap tahun begini kan bisa jadi bisnis kontemporer juga”.

Setelah berbicara panjang lebar sambil bercanda, akhirnya kami sadar bahwa sulit untuk menjalankan “bisnis” ini. Karena, rata-rata informasi mengenai siapa yang memakai “jasatitipan” biasanya didapat dari teman atau keluarga sendiri, dan mereka sendiri juga yang memakai jasa tersebut.

Bagi kita yang hidup di Indonesia dengan cara yang penuh “gotongroyong” dan “kekeluargaan”, tentu sangat sulit untuk melaporkan keluarga atau teman sendiri. Gak tega, takut, gak enak, Atau sama-sama tau lah. Begitu bahasa yang biasa saya dengar mengenai pemaklumannya.

Namun bagi anda yang hidup professional, dan memang benar-benar ingin membawa negara ini ke arah yang lebih baik, ini adalah“ bisnis” yang cukup menggiurkan. Dan memang sudah sepantasnya tidak menggubris pemakluman-pemakluman itu. Begitulah seharusnya. Curang tetaplah curang, ia tetap harus mendapatkan hukuman. Dan keluarga tetaplah keluarga, itu sisi lain yang berbeda. Tapi bila anda tidak begitu memikirkan sisi“bisnis” dari hal ini dan tetap ingin mendorong kemajuan bagi bangsa, sebaiknya anda mengingatkan dulu teman atau keluarga anda yang memiliki indikasi untuk memakai “jasatitipan”. Mencegah selalu lebih baik daripada marah-marah setelah semuanya terlanjur terjadi.hmm….

Kadang saya berpikir, mengapa begitu banyak orang yang ingin jadi PNS dengan motif ingin mencari kemapanan dan kekayaan? Padahal gaji tertinggi seorang PNS paling sekitar 30 Juta (tingkat esselon satu/Dirjen) dan untuk mencapai jabatan itu pun susahnya minta ampun. Hanya 1 dari 10.000 yang bisa. Ujung-ujungnya, tidak sedikit orang yang memilih jalan korupsi menahun. Huft!!!

Mungkin kita harus mencoba untuk memahami ulang konsep kerja PNS yang selama ini menurut saya masih bias. PNS dalam bahasa inggrisnya Civil Servant berarti pelayan atau pengabdi. Ya, memang itulah makna sebenarnya kerja PNS. Mengabdi pada negaradan masyarakat, bukan mencari kekayaan. Lalu apakah salah jika kita ingin mencari kekayaan? Tidak salah, tapi jangan jadi PNS, jadilah pengusaha. Dengan menjadi pengusaha, anda tak perlu memakai “JasaTitipan” yang mahal itu. Anda juga tak perlu bersusah payah korupsi atau mengejar jabatan demi mendapatkan 1 Milyar. Dan yang pasti, anda juga tak perlu menjalani bisnis detektif kontemporer mencari praktek percaloan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun