Mohon tunggu...
Dede Diaz Abdurahman
Dede Diaz Abdurahman Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Blogger

Google Street View Trusted Photographer Content creator, vlogger, hobi travelling, suka foto, ngeblog, baca buku, footballover & coffee addict

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pusi | Mendua

12 Mei 2019   23:42 Diperbarui: 12 Mei 2019   23:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teruntuk seseorang disana...
Jarak mungkin menjadi musuh terbesar kita untuk selalu bersama
Seperti enggan melihat kita yang larut dengan asmara yang menggebu


Waktu yang berjalan terasa sangat menyiksa disetiap detik nya
Walau terkadang seperti bom waktu yang tak tentu kapan terpicu
Tak jarang kata kata manja meluncur ditengah gundah
Hanya tuk meredakan rindu yang membuncah

Kita sadar semuanya tidak akan pernah berjalan selamanya
Karena yang kita jalani hanya sebuah fatamorgana
Seperti  melangkahkan kaki diatas pasir
Yang setiap jejaknya akan hilang dengan sendirinya
Inikah sifat manusiawi yang lazim dimakkumi?? Mendua!!

Realistis tetapi bukan optimis
Yang tak bisa dimengerti secara logis
Semua seolah berjalan dengan dinamis
Sehingga pertahanan diripun menjadi terkikis

Aku bukan dia atau mereka
Yang hanya bisa berkoar seolah tanpa cela
Menutup sebelah mata tanpa melihat fakta
Menertawakan wajahnya sendiri didepan kaca

Semua harus diakhiri walau hati terasa nyeri
Kenikmatan surga duniawi pasti akan pergi
Tetapi lebih pasti nanti yang hakiki
Ketika kita kembali ke jalan yang diridhoi Illahi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun