Mohon tunggu...
Diaz Thaufiqurahman
Diaz Thaufiqurahman Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Diaz Thaufiqurahman - 41521010088, Fakultas Ilmu komputer, Teknik Informatika, Universitas Mercu Buana, PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB - Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG;

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

TB1- Berpikir Positif dan Berkomunikasi Efektif

11 April 2023   06:25 Diperbarui: 12 April 2023   05:23 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:  www.kompas.com

Apakah yang dimaksud dengan berpikir positif itu ? Mungkin pertanyaan ini yang pernah muncul dalam pikiran kalian, atau selama ini apakah kalian selalu berpikiran positif dalam melakukan suatu hal. Sebelum pembahasan yang lebih jauh alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu tentang pengertian berpikir positif itu.

Berpikir positif adalah suatu pola pikir atau sikap mental yang cenderung melihat hal-hal dari sudut pandang yang optimis, menggali sisi baik dalam setiap situasi, dan fokus pada solusi daripada masalah. Ini melibatkan mengarahkan pikiran dan emosi pada hal-hal yang membawa dampak positif dalam hidup, dan mengelola pikiran negatif atau pola pikir yang tidak konstruktif.

Berpikir positif melibatkan keyakinan diri, harapan, dan pengharapan yang baik terhadap diri sendiri, orang lain, dan masa depan. Hal ini melibatkan penerimaan terhadap kenyataan, menghadapi tantangan atau kegagalan dengan optimisme, dan mengambil tindakan yang konstruktif untuk menghadapinya. Berpikir positif juga melibatkan pengembangan kemampuan menghadapi stres, mengelola emosi secara sehat, dan menggali sisi baik atau pelajaran dari pengalaman hidup.

Berpikir positif tidak berarti mengabaikan kenyataan atau menghindari masalah, tetapi lebih kepada menghadapinya dengan sikap mental yang sehat, berfokus pada solusi, dan mencari peluang untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup, mengurangi tingkat stres, meningkatkan kesehatan mental, serta mempengaruhi hubungan sosial yang lebih harmonis dengan orang lain. Berpikir positif merupakan suatu keterampilan mental yang dapat dipelajari dan dikembangkan melalui latihan dan kesadaran diri.

Sumber gambar: www.dictio.id
Sumber gambar: www.dictio.id

Mengapa kita harus selalu berpikir positif ?

Karena, berpikir positif akan membuat kita jauh lebih tenang, lebih terbuka dan terkadang ide-ide baik pun akan bermunculan saat kita berpikir positif. Dengan berpikiran positif, sudah pasti kita akan dijauhkan dari pikiran-pikiran negatif. Jika kita menerapkan hal ini disetiap harinya, maka kita akan terbebas dari stress.

Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan Tindakan dalam hidup kita. Apapun yang pikiran kita harapkan, pikiran positif akan mewujudkannya. Jadi berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan.

Tidak semua orang menerima atau mempercayai pola berpikir positif. Beberapa orang menganggap berpikir positif hanyalah omong kosong, dan sebagian menertawakan orang-orang yang mempercayai dan menerima pola berpikir positif.

Setiap dari kita mempengaruhi orang-orang yang kita temui, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini terjadi secara naluriah, dalam pikiran bawah sadar, yang terpancar melalui pikiran dan perasaan, serta bahasa tubuh kita.

Orang di sekeliling kita dapat merasakan aura kita dan dipengaruhi oleh pikiran kita, juga sebaliknya, Wajarkah jika kita ingin berada di sekitar orang-orang yang positif dan menghindari orang-orang yang negatif? Orang lebih tergerak untuk membantu kita jika kita bersikap positif, dan mereka tidak menyukai dan menghindari siapapun yang bersikap negatif. Pikiran-pikiran, kata-kata,dan sikap negatif akan menghasilkan mood serta tindakan yang negatif dan tidak menyenangkan. Semua hal ini akan berujung pada kegagalan, frustrasi, dan kekecewaan.

Namun, penting untuk diingat bahwa berpikir positif bukan berarti mengabaikan kenyataan atau menghindari masalah. Tetap realistis dan menghadapi tantangan dengan bijaksana adalah hal yang penting. Berpikir positif adalah tentang mengelola pikiran dan emosi kita dengan cara yang sehat, melihat sisi baik dalam situasi yang ada, dan menghadapi hidup dengan sikap mental yang konstruktif dan optimis.Namun, penting untuk diingat bahwa berpikir positif bukan berarti mengabaikan kenyataan atau menghindari masalah. Tetap realistis dan menghadapi tantangan dengan bijaksana adalah hal yang penting. Berpikir positif adalah tentang mengelola pikiran dan emosi kita dengan cara yang sehat, melihat sisi baik dalam situasi yang ada, dan menghadapi hidup dengan sikap mental yang konstruktif dan optimis.

Sumber gambar: rencanamu.id
Sumber gambar: rencanamu.id

Apa sih dampak dari selalu berpikiran positif itu?

Berpikir positif mampu membuat kita bertahan lebih kuat ketika mengalami kondisi terpuruk atau hancur akibat masalah yang dihadapi. Kita juga cenderung mampu melihat potensi untuk bangkit dari krisis dan trauma, serta mampu mencari solusi untuk mengatasi kesulitan.

Berpikiran positif secara konsisten dapat memiliki dampak yang positif pada berbagai aspek kehidupan kita. Beberapa dampak dari selalu berpikiran positif antara lain:

  1. Kesehatan mental yang lebih baik: Berpikiran positif dapat membantu mengurangi tingkat stres, cemas, dan depresi, serta meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan. Dengan berfokus pada hal-hal yang positif dan melihat sisi baik dalam setiap situasi, kita dapat mengurangi pemikiran yang negatif atau merugikan bagi kesehatan mental kita.
  2. Kesehatan fisik yang lebih baik: Pikiran positif dapat mempengaruhi kesehatan fisik kita secara positif. Ketika kita memiliki pikiran yang positif, kita cenderung lebih rajin merawat tubuh kita, seperti menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga tidur yang cukup. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan fisik kita secara keseluruhan.
  3. Hubungan yang lebih baik: Berpikir positif dapat mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain. Sikap optimis, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan untuk melihat sisi baik dalam orang lain dapat meningkatkan komunikasi yang baik, memperkuat hubungan sosial, dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis.
  4. Kinerja yang lebih baik: Pikiran positif dapat mempengaruhi kinerja kita dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pekerjaan, pendidikan, atau pencapaian pribadi lainnya. Dengan keyakinan diri dan sikap optimis, kita cenderung lebih termotivasi, berani mengambil risiko yang sehat, dan memiliki kreativitas yang lebih baik, yang dapat meningkatkan kinerja dan pencapaian kita.
  5. Ketahanan terhadap stres yang lebih baik: Berpikir positif dapat membantu kita mengelola stres dengan lebih baik. Ketika kita berpikiran positif, kita cenderung memiliki pola pikir yang lebih adaptif dan mampu menghadapi tantangan atau kegagalan dengan sikap mental yang konstruktif, sehingga kita menjadi lebih tahan terhadap stres dan tekanan hidup.
  6. Kualitas hidup yang lebih baik: Dalam keseluruhan, berpikir positif dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Dengan mengelola pikiran dan emosi kita dengan cara yang sehat, kita dapat menghadapi hidup dengan lebih baik, merasa lebih bahagia, dan lebih menghargai hal-hal yang kita miliki.


Bagaimana Meningkatkan Cara Bepikir Positif?

Mungkin sebagian dari kita tau hal apa yang membuat diri kita senang, seperti mendengarkan music, berkumpul bersama teman, kemudian pergi ke sebuah pantai untuk menikmati keindahannya, lalu pergi mencari kesegaran alam, atau menghabiskan waktu dengan orang terdekat yang membuat kita merasa bahagia sehingga dapat membangun rasa positif pada diri sendiri.

Menurut Dr. Barbara Fredrickson, psikolog dari University of North Carolina, berpikir positif merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, tetapi bisa dilatih perlahan-lahan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Frederickson dan rekan-rekannya, manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan emosi positif dari aktivitas sehari-hari.

Meningkatkan cara berpikir positif adalah suatu keterampilan yang bisa dipelajari dan dikembangkan sepanjang hidup. Berikut terdapat beberapa langkah yang dapat membantu meningkatkan cara berpikir positif:

  • Sadari pola pikir negatif: Menjadi sadar akan pola pikir negatif yang mungkin kita miliki adalah langkah pertama untuk mengubahnya. Perhatikan pikiran-pikiran negatif yang muncul dalam pikiran sehari-hari, dan catatlah jika perlu. Menyadari pola pikir negatif adalah langkah awal yang penting untuk menghadapinya.
  • Gantikan pikiran negatif dengan pikiran positif: Setelah menyadari pikiran negatif, coba gantikan mereka dengan pikiran positif yang lebih seimbang dan realistis. Misalnya, jika kita berpikir "Saya tidak akan berhasil," coba gantikan dengan "Saya mungkin menghadapi tantangan, tetapi saya memiliki kemampuan dan keberanian untuk mengatasinya."
  • Menghadapi emosi dengan bijaksana: Terimalah emosi negatif atau sulit yang muncul dengan bijaksana, tanpa menghakimi atau menekan. Berbicaralah dengan diri sendiri dengan empati dan penghormatan terhadap emosi kita, dan cari cara sehat untuk menghadapinya.
  • Latih apresiasi dan rasa syukur: Latih diri untuk menghargai hal-hal positif dalam hidup dan berterima kasih atas mereka. Fokus pada hal-hal yang kita nikmati, hal-hal yang kita bangga, dan hal-hal yang membuat kita bahagia. Mengasah apresiasi dan rasa syukur dapat membantu menggeser fokus dari hal-hal negatif ke hal-hal positif.
  • Hindari pembandingan sosial: Membandingkan diri kita dengan orang lain seringkali dapat menghasilkan pikiran negatif. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup dan pengalaman mereka sendiri, dan kita semua memiliki kelebihan dan kelemahan kita sendiri. Belajar menerima diri sendiri dan menghargai diri sendiri tanpa membandingkan dengan orang lain dapat membantu meningkatkan cara berpikir positif.
  • Latihan fisik dan kesehatan mental: Kesehatan fisik dan mental saling terkait. Berolahraga secara teratur, tidur cukup, makan makanan yang sehat, dan mengelola stres dapat membantu meningkatkan suasana hati dan pikiran positif .
  • Bergaul dengan orang yang positif: Lingkungan sosial kita dapat mempengaruhi pikiran kita. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki pandangan positif tentang hidup dan memberikan dukungan dapat membantu meningkatkan cara berpikir positif. Hindari atau batasi interaksi dengan orang-orang yang selalu negatif atau toksik.
  • Latih keberanian dan optimisme: Meningkatkan cara berpikir positif memerlukan latihan dan ketekunan. Latih diri untuk menjadi lebih berani dalam menghadapi ketidakpastian, menghadapi rintangan, dan melihat sisi positif dalam situasi sulit. Berlatih optimisme dan melihat peluang dalam setiap tantangan dapat membantu kita menghadapi hidup dengan sikap yang lebih positif.
  • Belajar dari pengalaman: Lihatlah pengalaman negatif sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Ubah pola pikir menjadi pandangan yang lebih konstruktif dan optimis.

Ingatlah bahwa berpikir positif tidak berarti mengabaikan atau menekan emosi negatif yang muncul. Sebaliknya, itu adalah tentang menghadapi emosi dan pengalaman dengan bijaksana, menggantikan pola pikir negatif dengan pola pikir yang lebih konstruktif dan realistis, serta mengelola emosi dan stres dengan cara yang sehat. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional jika merasa membutuhkannya.

Apa yang terjadi jika kita terus memaksakan diri untuk selalu berpikir positif? 

apa yang positif, dan yang baik itu?  Dan jika kejahatan itu ada, untuk apa lari dari lumpur-lumpurnya lalu mencoba mencari surga jika yang kita lakukan dengan berlari hanya menambah besar kubangannya? Kenapa tidak menghadapi kejahatan, mengakuinya sebagai sesuatu yang ada dan tidak memperlakukannya sebagai hantu? Pada akhirnya, berpikir positif justru lebih terasa sebagai bentuk pelarian diri dan kepengecutan yang dikomersilkan. Ia dikemas begitu cantik sementara isi dalamnya tak lebih dari kiat-kiat sukses untuk melarikan diri dari kenyataan (yang ketika dipraktekkan pun sering gagal).

Hal positif apa yang ingin dicari pada orang-orang malang yang terusir hanya karena percaya pada Tuhan yang berbeda dari mayoritas penduduk? Pada kehancuran perlahan dari planet yang terus dilakukan tanpa rasa bersalah. Pada hidup yang penuh ketidaktahuan, yang tiap nafas-nya ditujukan pada sesuatu yang tak dapat dibuktikan, yang pada tiap detiknya kita terbelenggu oleh sistem-sistem yang dikoordinir oleh sesuatu yang sama sekali tidak dapat kita kendalikan.

Perjalanan hidup manusia adalah gelembung ketidaktahuan dalam berbagai ragam bentuk. Di satu belahan planet, ketidaktahuan ini dirayakan. Di tempat lain ia dimodifikasi untuk dijadikan jalan hidup. Di banyak wilayah, ketidaktahuan dijadikan suatu kompas moral, mana yang baik dan  mana yang jahat. Tentu saja yang punya kuasa untuk melakukan ini adalah suatu entitas yang mempunyai kekuatan.

Kebaikan tidak mungkin datang dari mereka yang lemah karena detik berikutnya satu entitas yang kejam (dari sudut pandang si lemah), asalkan mereka kuat, akan menjungkirbalikkan segalanya dan memaksa si lemah untuk tunduk pada konsep si kuat.

Positif, sesuatu yang baik, adalah semata-mata ketidaktahuan. Sesuatu yang absurd dan berlaku berbeda-beda pada tiap individu atau kelompok. Sesuatu yang dianggap baik bisa jadi adalah kejahatan di pihak lain. Satu-satunya konsep yang nyata adalah kekuatan.

Terdapat pula istilah Toxic Positivity

Seperti yang pada umumnya sering kita dengar

Menyuruh orang untuk "Tetep positif think aja, semua pasti ada hikmahnya kok",  "selalu bersyukur" atau "selalu berpikiran positif" tanpa memberikan ruang bagi emosi negatif atau masalah yang sedang dihadapi.

Meremehkan atau mengabaikan pengalaman sulit atau emosi negatif dengan mengatakan, "Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja" atau "Jangan terlalu dipikirkan", "Udah jangan dipikirin, mikir positif aja"

Menyebutkan frase yang berlebihan seperti "Semua masalah adalah berkat dalam penyamaran" atau "Hanya berpikir positif dan semuanya akan beres".

Mengabaikan atau menyalahkan individu yang merasa sedih, marah, atau cemas sebagai orang yang kurang berpikiran positif atau kurang bersyukur.

dan lain sebagainya

Lalu apa sih toxic positivity itu?

Toxic positivity atau toksik positivitas adalah pandangan atau pendekatan yang memaksa individu untuk selalu berpikir atau merasa positif, bahkan ketika mereka menghadapi emosi atau pengalaman yang negatif atau sulit. Hal ini dapat mengabaikan, menekan, atau menghakimi emosi negatif, pengalaman sulit, atau masalah yang mungkin muncul, dan mendorong individu untuk hanya fokus pada hal-hal positif tanpa memberikan ruang bagi emosi atau pengalaman yang lebih kompleks.

Toxic positivity dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional seseorang, karena mengabaikan, menekan, atau menghakimi emosi negatif dapat menghambat proses pengolahan emosi yang sehat dan dapat meningkatkan stres jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk menghadapi emosi dan pengalaman dengan keterbukaan, penghormatan, dan penerimaan terhadap kenyataan yang ada, tanpa memaksakan diri atau orang lain untuk selalu berpikiran positif.

Terus-menerus memaksakan diri untuk selalu berpikir positif tanpa memperhatikan realitas, emosi, atau risiko yang ada dapat memiliki beberapa dampak negatif:

  • Ketidakrealistisan: Memaksakan diri untuk selalu berpikir positif dapat membuat seseorang tidak realistis dalam menghadapi situasi atau mengelola harapan. Hal ini dapat mengakibatkan pengabaian terhadap masalah atau risiko yang nyata, yang pada akhirnya dapat menghasilkan keputusan yang kurang bijaksana atau menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan.
  • Peningkatan stres: Memaksakan diri untuk selalu berpikir positif dapat menambah tekanan pada diri sendiri untuk selalu tampil bahagia atau optimis, bahkan ketika sebenarnya tidak merasa demikian. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan stres atau beban emosional yang tidak sehat, karena merasa harus menyembunyikan atau menekan emosi negatif yang mungkin muncul.
  • Ketidakseimbangan emosi: Terus-menerus memaksakan diri untuk selalu berpikir positif dapat mengabaikan emosi negatif yang adalah bagian normal dari pengalaman manusia. Emosi negatif seperti kecemasan, kemarahan, atau sedih memiliki peran penting dalam memberikan informasi tentang diri kita sendiri dan situasi di sekitar kita. Mengabaikan emosi negatif dapat mengakibatkan ketidakseimbangan emosi dan ketidakmampuan untuk mengelola emosi secara sehat.
  • Menekan masalah yang muncul: Memaksakan diri untuk selalu berpikir positif dapat membuat seseorang mengabaikan masalah yang muncul atau menghindari konfrontasi dengan tantangan yang dihadapi. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan masalah atau konflik yang tidak diatasi dengan baik, yang pada akhirnya dapat memperburuk situasi atau meningkatkan stres.
  • Kehilangan keterhubungan dengan diri sendiri: Terus-menerus memaksakan diri untuk selalu berpikir positif dapat membuat seseorang kehilangan keterhubungan dengan diri sendiri dan perasaan yang sebenarnya. Mengabaikan emosi negatif atau masalah yang muncul dapat mengakibatkan penumpukan emosi yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional secara keseluruhan.

Penting untuk diingat bahwa menjadi realistis dan menghadapi emosi serta tantangan dengan bijaksana adalah bagian normal dari pengalaman manusia. Memaksakan diri untuk selalu berpikir positif secara berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional kita. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara berpikir positif dan menghadapi realitas serta emosi dengan bijaksana.

Sumber gambar: www.silabus.web.id
Sumber gambar: www.silabus.web.id

Berkomunikasi Efektif

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran atau penyampaian informasi, gagasan, pikiran, atau perasaan antara individu atau kelompok melalui berbagai saluran atau media, dengan tujuan untuk mencapai pemahaman, berbagi pengetahuan, mempengaruhi, atau membangun hubungan interpersonal.

Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang mana di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Komunikasi merupakan elemen penting dalam organisasi. Karena tanpa adanya komunikasi segala sesuatunya pasti tidak akan berjalan baik. Kemungkinan besar akan terjadi Miss Komunikasi dengan rekan kerja atau atasan yang dampaknya cukup besar bagi individu maupun organisasi.

Hubungan yang diharapkan tentunya hubungan yang baik, hubungan yang harmonis. Hubungan yang baik dan harmonis hanya dapat dicapai manakala ada interaksi dan komunikasi yang baik antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Komunikasi yang baik hanya dapat dicapai manakala adanya kesadaran saling memahami. 

Hal ini sebagaimana dikemukakan Widjaja (2000: 8) yang menyatakan bahwa hal yang harus dipenuhi untuk terjalinnya hubungan yang baik yaitu harus ada hubungan yang dilandasi saling memahami serta adanya pertukaran sesuatu yang bisa saling dimengerti. Jalinan yang baik itu memungkinkan manusia selalu mengadakan hubungan yang berkembang dan mencerminkan keharmonisan.

Istilah "komunikasi" pertama kali digunakan pada awal abad ke-14 dengan arti "proses menyampaikan informasi atau berbagi ide antara individu atau kelompok". Istilah ini berasal dari bahasa Latin "communicatio" yang berarti "berbagi", "mengkomunikasikan", atau "menghubungkan". Kata ini kemudian diadopsi dalam bahasa-bahasa modern termasuk bahasa Inggris, dan digunakan untuk menggambarkan proses penyampaian pesan atau berbagi informasi antara individu atau kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal. Sejak saat itu, istilah "komunikasi" telah berkembang menjadi konsep yang luas dan kompleks yang melibatkan berbagai aspek, termasuk penyampaian informasi, pemahaman, pengaruh, dan interaksi antara individu atau kelompok.

Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, kita dituntut untuk tidak hanya memahami prosesnya, tetapi juga menguasai keterampilan dan prinsip-prinsip dasar komunikasi.komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan berhasil diterima dan dipahami oleh penerima sesuai dengan maksud dan tujuan yang diinginkan oleh pengirim. Beberapa indikator atau ciri-ciri komunikasi yang efektif diantaranya:

  • Klaritas: Pesan yang disampaikan harus jelas, terstruktur, dan padat, sehingga dapat dipahami tanpa ambigu atau kesalahpahaman.
  • Kesesuaian: Pesan harus sesuai dengan konteks, budaya, dan latar belakang penerima, agar pesan dapat diterima dengan baik.
  • Pendekatan yang sesuai: Menggunakan pendekatan komunikasi yang sesuai dengan lawan bicara, seperti gaya bicara, bahasa, dan tingkat keformalan yang tepat.
  • Mendengarkan yang aktif: Menggunakan keterampilan mendengarkan yang aktif, seperti memberikan perhatian penuh, menghindari gangguan, dan memahami pesan yang disampaikan oleh lawan bicara.
  • Feedback: Memberikan dan menerima umpan balik (feedback) secara konstruktif, sehingga dapat memperbaiki pemahaman dan kualitas komunikasi.
  • Kehormatan dan penghormatan: Menghormati pandangan, pendapat, dan perasaan lawan bicara, serta menggunakan bahasa yang sopan dan menghormati.
  • Empati: Mencoba memahami perspektif dan perasaan lawan bicara, serta menunjukkan empati dalam komunikasi.
  • Komunikasi dua arah: Mendorong komunikasi dua arah, di mana pengirim dan penerima saling berinteraksi dan berpartisipasi aktif dalam komunikasi.
  • Tujuan yang jelas: Memiliki tujuan yang jelas dalam komunikasi, baik itu untuk informasi, persuasi, atau interaksi sosial, dan berfokus pada pencapaian tujuan tersebut.
  • Keterbukaan untuk belajar: Bersedia untuk belajar dan memperbaiki keterampilan komunikasi berdasarkan umpan balik dan pengalaman.

Dengan memperhatikan ciri-ciri komunikasi yang efektif tersebut, kita dapat meningkatkan kemampuan komunikasi kita dan mencapai hasil yang diinginkan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylavia Moss, komunikasi yang efektif itu ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan.

Sumber gambar: mudabicara.com
Sumber gambar: mudabicara.com

Mengapa kita harus berkomunikasi efektif?

Komunikasi efektif sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan kita, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Terdapat beberapa alasan mengapa kita harus berkomunikasi efektif:

  1. Mencapai tujuan: Komunikasi yang efektif membantu kita untuk menyampaikan pesan dengan jelas, sehingga dapat memastikan bahwa pesan yang ingin kita sampaikan diterima dan dipahami oleh pihak lain. Dengan demikian, komunikasi yang efektif dapat membantu kita mencapai tujuan yang ingin dicapai melalui komunikasi tersebut.
  2. Meningkatkan hubungan interpersonal: Komunikasi yang efektif juga memperkuat hubungan interpersonal kita dengan orang lain. Komunikasi yang baik dapat membantu membangun kepercayaan, menghindari kesalahpahaman, dan memperkuat hubungan positif dengan orang lain, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional.
  3. Meminimalkan konflik: Komunikasi yang tidak efektif seringkali menjadi penyebab terjadinya konflik. Misinterpretasi, salah pengertian, atau ketidakjelasan pesan dapat memicu konflik yang dapat merusak hubungan dan mempengaruhi kinerja kita. Dengan komunikasi yang efektif, kita dapat meminimalkan risiko konflik dan mengatasi masalah dengan lebih baik.
  4. Meningkatkan kinerja tim: Dalam konteks profesional, komunikasi efektif sangat penting untuk meningkatkan kinerja tim. Komunikasi yang baik antara anggota tim dapat meningkatkan kolaborasi, koordinasi, dan pemahaman bersama, yang dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan tim secara efisien.
  5. Memperkuat kepemimpinan: Komunikasi yang efektif juga merupakan keterampilan kunci bagi para pemimpin. Pemimpin yang dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif dapat memotivasi dan menginspirasi anggota tim, membangun hubungan yang kuat, serta mengarahkan tim menuju pencapaian tujuan organisasi.
  6. Meningkatkan pemahaman: Komunikasi yang efektif membantu dalam menyampaikan informasi dengan jelas dan tepat, sehingga dapat meningkatkan pemahaman. Pemahaman yang baik tentang pesan yang disampaikan meminimalkan risiko kesalahan atau interpretasi yang salah.
  7. Meningkatkan reputasi: Komunikasi yang efektif juga dapat membantu meningkatkan reputasi kita sebagai komunikator yang baik. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dapat membuat kita dihormati dan dihargai oleh orang lain, baik dalam lingkungan pribadi maupun profesional.

Dengan demikian, komunikasi efektif merupakan keterampilan penting yang dapat membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan interpersonal, kerja tim, kepemimpinan, dan pencapaian tujuan.

Sumber gambar:  www.kompas.com
Sumber gambar:  www.kompas.com

Bagaimana untuk dapat berkomunikasi secara efektif?

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan orang lain, seperti kenalan baru di tempat baru atau pada sebuah acara. Memang sangat penting untuk menciptakan suasana komunikasi di mana kedua belah pihak merasa nyaman untuk bertukar pendapat.

Terdapat beberapa hal yang Harus Diperhatikan dalam Menciptakan Komunikasi yang Efektif, diantaranya:

  • Jangan tergesa-gesa saat berbicara: Berbicaralah dengan tenang dan jangan terburu-buru. Berikan waktu kepada diri sendiri untuk memikirkan kata-kata yang tepat sebelum mengucapkannya.
  • Dengarkan dengan aktif: Dengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan bukan hanya menunggu giliran untuk berbicara. Fokuskan perhatian pada apa yang sedang mereka katakan dan cobalah untuk memahami perspektif mereka.
  • Jangan mengasumsikan: Jangan menganggap bahwa tahu apa yang orang lain pikirkan atau rasakan. Selalu tanyakan pertanyaan untuk memastikan bahwa kita memahami dengan benar.
  • Pilih kata-kata dengan hati-hati: Pastikan bahwa kata-kata jelas dan mudah dipahami. Hindari penggunaan kata-kata yang ambigu atau kata-kata yang bisa menimbulkan kesalahpahaman.
  • Gunakan bahasa tubuh yang tepat: Ekspresikan diri dengan bahasa tubuh yang tepat, seperti kontak mata, senyum, dan gerakan tubuh yang halus. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan dengan audiens.
  • Jangan mengganggu: Berbicaralah dengan santun dan jangan menginterupsi orang lain ketika mereka sedang berbicara.
  • Beri umpan balik yang positif: Jangan ragu untuk memberikan umpan balik yang positif ketika seseorang berbicara dengan baik. Hal ini dapat membantu membangun rasa percaya diri dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
  • Menghindari konflik: Jika terjadi perbedaan pendapat, jangan langsung bersikap defensif. Cobalah untuk memahami perspektif orang lain dan mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak.
  • Berlatihlah: Berlatihlah berkomunikasi secara efektif dengan berbicara di depan cermin, mengikuti kursus, atau berpartisipasi dalam kelompok diskusi. Dengan berlatih, akan semakin percaya diri dan terampil dalam berkomunikasi.

Teknik Penyampaian Pesan Efektif

Alan H. Monroe pada akhir tahun 1930-an mengemukakan lima langkah menyusun pesan, yang kemudian disebut motivated sequence, yaitu:

a. Attention (perhatian) Artinya bahwa pesannya harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian dari komunikan.

b. Need (kebutuhan) Artinya bahwa komunikator kemudian berusaha meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan itu penting bagi komunikan.

c. Satisfaction (pemuasan), dalam hal ini komunikator memberikan bukti bahwa yang disampaikan adalah benar.

d. Visualization (visualisasi) komunikator memberikan bukti-bukti lebih konkret sehingga komunikan bisa turut menyaksikan.

e. Action (tindakan), komunikator mendorong agar komunikan bertindak positif yaitu melaksanakan pesan dari komunikator tersebut.

Formula tersebut sering dinamakan A-Aprocedur sebagai singkatan dari Attention-Action Procedure, yang berarti agar komunikan dalam melakukan kegiatan dimulai dulu dengan menumbuhkan perhatian. Apabila perhatian sudah berhasil dibangkitkan, kini menyusul upaya menumbuhkan minat. Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya. Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikan untuk melakukan ajakan, bujukan atau rayuan komunikator. Di sini imbauan emosional perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan sebagaimana yang diharapkan.

Contoh Berkomunikasi Efektif

Berikut adalah contoh berkomunikasi efektif:

  1. Presentasi yang efektif: Seorang manajer memberikan presentasi kepada timnya tentang tujuan dan strategi untuk proyek baru. Manajer ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami, memberikan contoh yang relevan, dan menggunakan media visual untuk membantu audiens memahami pesan dengan lebih baik.
  2. Mengatur pertemuan yang efektif: Seorang pemimpin tim mengatur pertemuan dengan anggota timnya untuk membahas proyek baru. Pemimpin tim ini memberikan informasi yang jelas tentang topik yang akan dibahas, memberikan waktu yang cukup bagi anggota tim untuk menyampaikan pendapat mereka, dan mengambil tindakan yang diperlukan setelah pertemuan.
  3. Menyelesaikan konflik secara efektif: Dua rekan kerja memiliki masalah dalam pekerjaan mereka. Mereka mengambil waktu untuk berbicara satu sama lain dengan santun, mendengarkan pandangan masing-masing, mencari solusi yang dapat diterima bersama, dan mencapai kesepakatan untuk mengatasi masalah mereka.
  4. Memberikan umpan balik yang efektif: Seorang manajer memberikan umpan balik konstruktif kepada bawahannya tentang kinerja mereka. Manajer ini menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, memberikan contoh tentang hal-hal yang dapat diperbaiki, dan memberikan dukungan dan bimbingan untuk membantu karyawan meningkatkan kinerja mereka.
  5. Menjalin hubungan interpersonal yang baik: Seorang relawan di sebuah organisasi sosial memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan semua orang di organisasi. Relawan ini dapat berkomunikasi dengan mudah dan efektif, mendengarkan pandangan dan ide-ide dari orang lain, dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

 

Tujuan Komunikasi Efektif

Tujuan komunikasi efektif diantaranya supaya informasi atau pesan yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan, dengan cara komunikator perlu menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin.

Dengan melakukan komunikasi efektif, setiap individu dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan orang lain. Tujuannya agar pendapat kita bisa diterima oleh orang lain, melalui pendekatan persuasif merupakan salah satu cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain dengan nyaman tanpa paksaan apalagi kekerasan.

Komunikasi efektif juga bertujuan menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkannya, melalui pendekatan persuasif, kita mampu membangun persamaan persepsi dengan orang lain atau teman bicara kemudian menggerakkannya sesuai keinginan kita.

Komunikasi efektif memegang peran penting untuk membantu mewujudkan hubungan yang sehat dan penuh penghargaan baik di dunia kerja, sosial, dan keluarga, serta menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan.

Tujuan komunikasi efektif lainnya adalah komunikasi yang berhasil mencapai sasaran dengan respon yang sesuai dengan tujuan komunikasi individu tersebut, melalui kemampuan yang dimiliki komunikator untuk mengungkapkan keinginan, ide, perasaan, fikiran atau pendapat dengan persepsi yang sama.

Faktor- Faktor Penghambat Komunikasi Efektif

Dalam jurnal Importance of Effective Communication Strategies to Improve Workplace Communication, terdapat faktor penghambat  komunikasi efektif yang  dipaparkan oleh Shruti Shrivastava dan Vineeta Prasad dintaranya adalah :

Penggunaan kosakata yang berulang saat berbicara. Faktor ini merupakan masalah umum sebagian besar pembicara yang bisa mengganggu komunikasi efektif. Pada kasus ini, komunikator tidak menggunakan semua kata dari bank kosakata mereka sendiri dalam komunikasi sehingga menyebabkan kualitas informasi yang dihasilkan buruk.

Pelafalan yang lemah merupakan faktor besar yang mempengaruhi kelancaran berbicara. Pengaruh aksen lokal, gaya bicara daerah, dan kekakuan lidah dapat menjadi beberapa faktor yang menghambat komunikasi efektif.

Kurangnya menggunakan nada yang tepat saat menyampaikan pesan. Satu kata dapat diucapkan dalam berbagai nada yang menimbulkan arti beragam. Nada yang tidak sesuai dengan konteks percakapan yang kita maksud dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menjadikan komunikasi tidak efektif.

Penggunaan kata/frasa abstrak. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kurangnya komunikasi efektif adalah penggunaan kata-kata abstrak. Abstraksi dalam ekspresi menciptakan kebingungan dan ambiguitas dalam percakapan.

Kurangnya rasa percaya diri. Rendahnya rasa percaya diri dalam berbicara dengan lancar merupakan faktor kunci yang mempengaruhi komunikasi efektif. Hal ini terutama karena kurangnya latihan dalam berbicara tentang isu-isu yang berbeda.

Sumber gambar: www.dafitglobal.com
Sumber gambar: www.dafitglobal.com

Kesimpulan

Berpikir positif adalah bahwa cara berpikir kita mempengaruhi hidup kita. Berpikir positif membantu kita untuk melihat hal-hal dari sudut pandang yang lebih optimis dan menemukan solusi dalam situasi sulit. Selain itu, berpikir positif juga dapat memperbaiki kesehatan mental dan fisik kita, meningkatkan produktivitas, serta membantu kita meraih tujuan dan impian kita. Meskipun tantangan dan kegagalan mungkin terjadi dalam hidup kita, berpikir positif membantu kita untuk tetap optimis dan memandang masa depan dengan harapan. Dengan demikian, berpikir positif sangat penting untuk membangun kebahagiaan, kesejahteraan, dan kesuksesan dalam hidup kita.

Sedangkan Berkomunikasi efektif adalah bahwa komunikasi yang efektif merupakan kunci untuk menjalin hubungan yang baik dan berhasil dalam kehidupan personal dan profesional kita. Dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang tepat, seperti mendengarkan secara aktif, menggunakan bahasa yang jelas dan tepat, memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif, serta memahami kebutuhan dan perspektif orang lain, kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk berkomunikasi secara efektif. Selain itu, komunikasi yang efektif juga dapat meningkatkan kualitas kerja, mengurangi konflik, meningkatkan produktivitas, dan membantu kita mencapai tujuan kita dengan lebih efisien. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk belajar dan mempraktikkan keterampilan komunikasi yang efektif dalam kehidupan sehari-hari kita.

Sumber / Citasi

Nandy. 2022. Positive Thinking [Berpikir Positif] : Pengertian, Manfaat & Cara Berpikir. Diakses pada 11 April 2023 dari https://www.gramedia.com/best-seller/berpikir-positif/

YOUNG ON TOP INDONESIA. 2022. Alasan Kenapa Kita Harus Terus Positive Thinking dalam Segala Hal. Diakses pada 11 April 2023 dari https://www.youngontop.com/alasan-kenapa-kita-harus-terus-positive-thinking-dalam-segala-hal/

whiteboardjournal. Hanif Amin. 2019.Berpikir Positif itu Melelahkan. Diakses pada 11 April 2023 dari https://www.whiteboardjournal.com/column/berpikir-positif-itu-melelahkan/

Tantri Setyorini. 2017. Menurut para ahli, ini cara ampuh ubah pikiran negatif jadi positif.Diakses pada 11 April 2023 dari https://www.merdeka.com/gaya/menurut-para-ahli-ini-cara-ampuh-ubah-pikiran-negatif-jadi-positif.html

Guus Sukarji. 2017. PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Diakses pada 11 April 2023 dari https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/artikel/peran-komunikasi-dalam-organisasi

Parto. 2020. BERKOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN KALIMAT EFEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 03 No. 02Tahun 2020.(Diakses pada 11 April 2023)

Nurul Fatmawati. 2021. Berkomunikasi Secara Efektif, Ciri Pribadi yang Berintegritas Dan Penuh Semangat. Diakses pada 11 April 2023 dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/baca-artikel/13988/Berkomunikasi-Secara-Efektif-Ciri-Pribadi-yang-Berintegritas-Dan-Penuh-Semangat.html#:~:text=Menurut%20Stewart%20L.,pada%20akhirnya%20menimbulkan%20suatu%20tindakan.

ReFrame Positive. 2017. TUJUAN KOMUNIKASI EFEKTIF. Diakses pada 11 April 2023 dari https://reframepositive.com/tujuan-komunikasi-efektif/

Ahmad. 2022. Menerapkan Komunikasi Efektif dalam Kehidupan Bersosial. Diakses pada 11 April 2023 dari https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-efektif-dalam-kehidupan-bersosial/

Norman Canfield.Jan 14, 2016.Dahsyatnya Kekuatan Berpikir Positif: Chicken Soup for The Soul.Banana Books

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun