Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Nilai yang Hilang karena Sebuah Cidera

17 Agustus 2023   00:45 Diperbarui: 18 Agustus 2023   16:11 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chelsea musim lalu ibarat mobil listrik yang tak semua montir bisa membetulkannya. Naasnya mereka malah memecat banyak staf medis yang telah dipekerjakan selama kepemimpinan Roman Abramovic.

Sebagai gantinya manajemen menggandeng pihak swasta untuk menggantikan mereka, tapi upaya ini tak berbuah manis. Para pemain The Blues banyak yang bertumbangan, manajemen akhirnya mempekerjakan beberapa orang yang sebelumnya mereka "buang".

Musim lalu menjadi periode buruk klub London ini dalam urusan cidera pemain selama 6 manager kebelakang. Sebelumnya tim memiliki rata-rata 5,65 cidera per 1000 menit, sedangkan periode terburuk mereka sebelumnya terjadi ketika Guus Hiddink menjadi nahkoda tim dengan rata-rata 6,5 cedera per seribu menit bermain.

Namun ketika Graham Potter mengambil alih tim, tingkat kejadian cedera hampir dua kali lipat menjadi 11,1 cedera per 1000 menit permainan. Para pemainnya melewatkan 216 pertandingan, jumlah paling banyak diantara kontestan lain, dengan jumlah hari terlewat sebanyak 1836.

Beban klub untuk pengobatan pemain mencapai 45.984.285 atau sekitar Rp 898 juta. Chelsea menyumbang empat dari 10 pemain dengan beban pengeluaran cidera komulatif semusim termahal Premier League, dua diantaranya merupakan yang teratas yakni N'Golo Kante (9.652.857 sekitar Rp 181 juta) dan Reece James (6.392.857 atau sekitar Rp 124 juta).

Sangat mudah menyalahkan orang lain dalam sebuah masalah seperti yang ditunjukkan Chelsea kepada staf medisnya yang terlihat tidak memiliki kapabilitas dalam menjaga kesehatan pemain. Akhirnya mereka jadi korban rezim baru yang dibawa oleh Todd Boehly, tak terlihat lagi nilai kebersamaan dan manajemen yang cakap dalam tindakan ini.

Pada era sepak bola yang makin kompleks dengan segala disiplin ilmu terapannya, tak adil rasanya menyalahkan satu pihak seperti masalah cidera ini. Departemen perekrutan pemain tak lepas dari tanggung jawab menjaga kebugaran fisik pemain.

Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, cidera terutama hamstring bisa terjadi di masa mendatang. Rekam jejak kesehatan calon rerutan anyar menjadi salah satu alarm dalam menilai rentan tidaknya sang pemain mengingat Liga Inggris memiliki intensitas permainan yang sangat tinggi.

Namun data menyeluruh soal cideranya seorang pemain tak segampang itu didapatkan, umumnya sektor ini menjadi rahasia klub dan pemain. Seperti yang sudah disebut sebelumnya, hamstring terjadi karena beban otot yang berat, bahkan tim medis hanya bisa melakukan langkah pencegahan.

Intensitas pertandingan yang tinggi bisa diakali dengan kehadiran pemain yang sesuai dengan pola permainan baik inti maupun cadangan. Langkah ini menjadi hal penting yang dapat mengurangi risiko cidera hamstring.

Cara tersebut sukses mengantarkan Manchaster City mendapat treble winner musim lalu. Mereka berhasil memiliki skuad mempuni, sehingga Pep bisa melakukan rotasi pemain untuk mengurangi cidera di tubuh timnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun