Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Angka-angka Mantra Sepak Bola?

14 Agustus 2023   11:31 Diperbarui: 14 Agustus 2023   17:24 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi big data. (Getty Images via bbc.com)

Suara komentator terdengar saat pertandingan. Tak hanya memandu jalannya pertandingan, mereka sering melontarkan mantra berupa angka milik sebuah tim maupun personal seorang pemain.

Sialnya suara keras para komentator kerap dipicu dari latar belakang sejarah. Mereka yang lahir dari rahim sebuah tim dan jadi legenda terlihat tak objektif dalam menarasikan big data. Kini mereka menjelma sebagai komentator pedas kepada pemain rival.

Materialitas dalam sepak bola begitu kentara sekarang. Layaknya seorang dukun sakti, mantra dijadikan perlambang kekuatan magis yang terkandung.

Setelah fakta ini terbuka, mereka dengan cepat mengkritik performa tim atau seorang pemain. Jika terlihat terdapat satu penurunan atau bahkan yang dilihatnya hanya pada aspek kekurangannya, kata-kata diskriminatif kerap terlontar.

Manusia memang tak lepas dari sisi materialiastiknya yang begitu kental. Dalam beberapa literatur disebut kalau ketakutan manusia berasal dari sesuatu yang mereka tak bisa rasakan maupun lihat, seperti saat kita berada di pekatnya kegelapan.

Angka dan big data sampai era modern ini merupakan sesuatu yang pasti dan materialistik, sebuah penjabaran yang memiliki jawaban jelas dan tak terbantahkan. Semisal satu tambah satu sama dengan dua, jelas. Namun apakah sepak bola dengan pertandingannya adalah sebuah objek yang memiliki jawaban pasti?

Pembuka artikel ini terlihat tradisionalis, padahal tidak. Tulisan ini dibuat untuk meluruskan banyak hal, tentang mantra sesungguhnya dari sebuah fenomena sosiologis bernama sepak bola yang tak akan habis untuk dikaji dari berbagai perspektif dan kini terasa asing.

Sepak bola adalah industri yang mulai diminati oleh para saudagar, mereka tak ragu menggelontorkan uang untuk membeli kejayaan dalam olahrga ini. Sebagai sebuah industri, roda ekonomi sepak bola utamanya Eropa terus meningkat.

Hadiah besar kala tim menjuarai Liga Champions, hak siar, hingga keberadaan tim di pentas teratas kompetisi domestik selalu dijadikan jalan mengeruk untung. Setelah supremasi ini didapat, ketertarikan penggemar jadi meningkat dan menambah jalur pendanaan lainnya.

www.oldhamathletic.co.uk
www.oldhamathletic.co.uk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun