Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kampung Bandan, Islam, dan Melayangnya 6.000-an Nyawa

20 Juni 2016   11:36 Diperbarui: 20 Juni 2016   11:46 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 1633 Orang Banda di bawa ke Batavia, tetapi sayangnya mereka tidak mendapat perlakuan yang layak. Rantai mereka tidak di lepas hingga mereka sampai di satu lokasi tempat tinggal. Mereka di jadikan bodak oleh VOC di Batavia. Sebelum menjadi tahanan Belanda, mereka memeluk Agama Katolik karena pengaruh penjajah sebelumnya yaitu Portugis, namun mereka akhirnya pindah kepercayaan menjadi Protestan karena pengaruh Belanda.

Karena awalnya wilayah tersebut di khususkan untuk Orang-orang Banda, maka nama kampung tersebut menjadi Kampung Bandan. Nama Bandan di tambah huruf “n” menjadi Bandan, hal ini bisa di bilang sebagai kepemilikan wilayah sama dengan Kampung Pecinaan (punya orang cina) maupun Kampung Pekojaan (Arab).

 Bukan hanya soal pembantaian, Kampung Bandan juga terkenal dengan Masjid Al Mukaromah yang berada di Jalan Lodan Raya dekat dengan jalan tol Pluit-Tanjungpriok. Masjid ini sangat tersohor, banyak peziarah yang datang mengunjungi masjid yang di bangun tahun 1879.

Di Masjid yang dulunya bernama Masjid Keramat Kampung Bandan ini bersemayam tiga tokoh penyebar Agama Islam di Pulau Jawa abad 16 hingga 18-an . Mereka adalah Habbib Muhammad bin Umar Alkudsi, Habbib Ali Abdurahman Ba’adawi, dan Habbib Abdurrahman bin Alwi Asy-Syatiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun