Mohon tunggu...
Dilla AyuR
Dilla AyuR Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Para Pencari Kekuasaan

1 Oktober 2018   19:52 Diperbarui: 1 Oktober 2018   19:59 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Dilla Ayu Ristanti*

Pilpres 2019, menjadi ajang untuk memperebutkan posisi sebagai pemimpin Bangsa Indonesia. Dimana pemimpin Bangsa Indonesia adalah orang nomor 1 yang berkuasa atas Negara dan dapat mengatur sistem pemerintahannya. Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa mewujudkan atau membuktikan bahwa Negara Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dan terus berkembang hingga akhirnya menjadi Negara yang maju. Dan bukan menjadi pemimpin yang hanya bermodalkan janji dengan tanpa adanya suatu tindakan. 

Berbicara politik dalam Pilpres 2019 ini, banyak partai yang mengusung ideologi atau visi dan misi partai politik itu sendiri agar masyarakat dapat terpengaruhi dan memihak partai. Dengan menjadikan suatu ideologi sebagai keuntungan untuk mendapatkan kekuasaan. 

Siapa yang tak tergiur dengan kekuasaan? Banyak yang tergiur. Bukan hanya dari kalangan orang yang pandai berpolitik saja tapi ada juga pengusaha, tokoh publik atau artis, jendral, dan tokoh ulama yang memiliki uang, pasti berani untuk terjun ke dunia politik. kenapa? karena mereka memiliki kekuasaan atau popularitas dikalangan masyarakat .

Berbicara tentang kekuasaan, siapa yang tak mengenal pemimpin besar dari bangsa mongol yaitu Genghis Khan. ya, Genghis Khan terkenal dengan kepemimpinannya yang kejam dan bengis pada masa itu. Saat itu bangsa mongol bahkan bukan sebuah Negara, melainkan hanya suku suku kecil yang menguasai daerah-daerah tertentu. Genghis khan ini memiliki strategi untuk mempersatukan suku-suku yang ada di mongol. 

Pada saat itu untuk mencapai suatu kekuasaan yaitu hanya dengan cara berperang, kejam memang. namun begitulah, jika ia tidak berperang dengan bangsa lain bangsa mongol tidak akan memiliki kekuasaan separuh dunia saat itu.  

Ia memiliki kekuatan dan kekuasaan dari segi militer yang kemudian terus menerus semakin berkembang. Genghis khan mempersatukan suku-suku di mongol dibawah kuasanya, ia bermaksud agar antarsuku yang ada di mongol tidak terpecah belah dan saling menjaga kedamaian serta sejahtera.

Yang menjadi pertanyan adalah apakah mereka mencalonkan diri sebagai pemimpin bangsa untuk merubah dan memajukan bangsa atau hanya ingin memperluas kekuasaan mereka? menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah apalagi menjadi seorang pemimpin bangsa karena ia akan memegang tugas dan tanggung jawab kepada rakyat dan negaranya agar dimasa depan lebih tertata dan lebih baik lagi. 

Menyelesaikan berbagai permasalahan dalam Negara itu sendiri seperti membuka lapangan pekerjaan baru, dengan mengolah hasil kekayaan setiap daerah untuk mensejahterakan masyarakatnya dan lain sebagainya. Kekuasaan itu sendiri adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi atau memberdayakan perilaku orang lain atau kelompok lain sesuai dengan keinginan para pemegang kekuasaan. 

Seseorang dapat memperluas kekuasaannya dengan menggabungkan atau berkoalisi berbagai kelompok penguasa di setiap daerah. Orang yang memiliki kekuasaan biasanya sudah diakui oleh masyarakat itu sendiri. 

Nah, dari sini munculah beberapa partai yang mengangkat salah satu pion atau pemimpinya untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sebagai pemimpin sebuah Negara dengan naungan partai-partai politik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun