Mohon tunggu...
Muhammad DiaulFikri
Muhammad DiaulFikri Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar

Ingin mengerti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apa yang Tersisa

6 April 2021   08:30 Diperbarui: 6 April 2021   08:33 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang tersisa adalah kabut-kabut yang menyelimuti kita yang tidak terhitung berapa kali kita tumbang ditiup angin malam yang menggigilkan ruang. Di depan kita adalah hampa yang mempersulit dirinya sendiri dengan angan-angan yang terlalu lampau untuk digapai.

Demi melangkah kita mesti mencoba merangkainya menjadi beberapa patah kata untuk kemudian menjadi cerita---tidak usah disebar kesesiapa---Tidak usah kita kitakan pula. Lihatlah kolam itu lalu ambillah riak itu dengan tangan terkepal!! 

Silebu, 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun