Mohon tunggu...
Dias Putri
Dias Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ojek Sekolah Anak-anak Kepulauan Seribu

7 Januari 2021   23:59 Diperbarui: 8 Januari 2021   00:21 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Harapan untuk mendapatkan ilmu dan Keterampilan pada umumnya didapatkan disekolah dan ditempat-tempat kursus. Berbagai jenis sekolah didirikan berdasarkan kebutuhan dan perkembangan zaman. Ada sekolah umum baik negeri maupum swasta, ada sekolah kejuruan baik negeri maupun swasta dan ada juga berbagai sekolah agama baik negeri maupun juga swasta. Semuanya itu didirikan dalam rangka upaya pemerintah maupun swasta dalam mencerdaskan anak bangsa sebagai generasi yang akan membangun bangsa nantinya.

Jarak antara rumah siswa dengan sekolah juga berbeda-beda, ada yang dekat sehinga bisa ditempuh dengan jalan kaki atau naik sepeda. Ada juga yang jaraknya sangat jauh, dan harus berangkat sekolah subuh agar sampai disekolah tidak terlambat. Kalau yang mempunyai kendaraan pribadi bisa agak tenang, lain cerita dengan yang berangkat sekolah dengan naik angkutan umum. Sudah biasa berdesak-desakan dan tidak kebagian tempat duduk

Jika di daratan Jakarta berangkat dan pulang sekolah banyak kendaraan umum yang bisa ditumpangin, ada angkot, busway, kereta api atau naik ojek online. Lain halnya kalau siswa atau guru berangkat sekolah di Pulau Seribu.

Di sana kendaraan nya hanya sebatas motor dan  parahu tradisional atau biasa di sebut masyarakat sekitar sebutan Ojek untuk antar jemput sehari-hari Angkutan kesekolahnya hanya ada satu jenis angkutan, yaitu Parahu Tradisional yang biasa mengangkut penumpang antar Pulau. Walaupun kapasitas sekali angkutnya hanya sekitar dua puluh orang, tetapi dengan adanya batas waktu atau jadwal masuk sekali jalan bisa sampai tiga puluh orang bahkan lebih yang naik.

Pemerintah juga sudah memfalisitasi angkutan siswa dengan cara menambah kan armada Parahu Tradisional dan Boot sekolah secara gratis dan cepat, namun penggunaan Boot sekolah masih kurang memadai bahkan sering terjadi kerusakan hingga siswa pun hanya bisa menggunakan Parahu Tradisional atau Ojek, jika siswa ingin lebih cepat datang ke sekolah maka mereka harus datang lebih awal dan cepat karena adanya keterbatasan Ojek yang disediakan Pemerintah maka mereka mengantri terlebih dahulu, tidak jarang juga banyak siswa yang menumpang Parahu masyarakat yang ingin menyeberang pulau agar bisa datang tepat waktu ke sekolah.

Banyak suka dukanya perjalan para siswa untuk berangkat kesekolah dengan naik kapal tradisional . Semua kapal angkutan penumpang di Kepulauan Seribu disebut dengan kapal ojek, walaupun kapal ukuran besar maupun kapal ukuran kecil. Terombang ambing dilaut karena kerusakan mesin kapal sudah hal yang biasa.

Apalagi jika berangkat kesekolah dalam keadaan cuaca hujan lebat, sudah pasti sampai disekolah dalam keadaan basah kuyup. Yang lebih mencekam pada saat musim angin dan ombak, berangkat dan pulang sekolah melawan angin kencang dan ombak besar.

Tidak jarang para orang tua melarang anaknya untuk berangkat sekolah dan meminta ijin kesekolah. Kapal-kapal yang biasa bawa penumpang juga banyak yang tidak berani berangkat, karena bukan hanya membahayakan bagi dirinya tapi juga membahayakan para penumpangnya. Karena cuacanya sangat membahayakan dan bisa membuat kapal terbalik kalau masih dipaksakan untuk berangkat.

Ada saat-saat tertentu yang tidak bisa diprediksi cuacanya. Apalagi kalau sedang musim angin yang biasanya disertai dengan ombak tinggi. Ada musim angin barat dan juga musim angin timur. Jika musim angin barat dari pinggir laut sudah terasa angin kencang dan kelihatan ombaknya. Tapi jika angin timur angin walaupun tidak begitu kencang anginnya dan tidak terlalu kelihatan ombaknya dari pinggir pantai, tetapi ditengah laut akan terasa sekali ombaknya.

Hebatnya anak-anak Pulau, kalaupun dalam keadaan ombak besar, angin kencang atau hujan lebat mereka tetap memaksakan diri untuk tetap berangkat sekolah. Biasanya mereka sudah membawa baju ganti atau memakai jaket sehingga dalam mengikuti pembelajaran tidak dalam keadaan basah kuyup. Semoga pengorbanan mereka terbalaskan dengan dapat meraih masa depan bagus.

Mengayuh Dayung, Meniti Ombak, Manggapai Harapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun