Mohon tunggu...
Dias Nurul Fajriani
Dias Nurul Fajriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswa Hubungan Masyarakat UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ayo Membuat Lepet, Makanan Tradisional yang Sarat Akan Makna!

11 Desember 2020   14:58 Diperbarui: 8 Juni 2023   04:28 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lepet (Jawa) atau Leupeut (Sunda) adalah sejenis penganan dari beras ketan yang dicampur kacang, dimasak dalam santan, kemudian dibungkus daun janur. Penganan ini lazim ditemukan dalam lingkungan Masakan Jawa dan Sunda di pulau Jawa dan populer disantap sebagai kudapan. Lepet mirip lemper dan lontong, perbedaannya dapat dilihat dari teksturnya yang lebih liat dan lengket karena menggunakan beras ketan. Selain itu, lepet memiliki cita rasa yang lebih gurih karena dicampur santan dan kacang.

Dalam budaya Sunda di Jawa Barat, penganan ini dikenal sebagai leupeut. Biasanya dibuat dalam ukuran yang lebih kecil dengan isian kacang tanah dan dimakan dengan tahu sumedang. Leupeut adalah makanan jajanan atau oleh-oleh populer di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Sumedang.

Sedangkan di Sumatera dan Semenanjung Malaya, di wilayah budaya Aceh, Minangkabau, dan Melayu, dikenal penganan dengan nama mirip yaitu lepat. Meskipun sebenarnya resep dan cara pembuatannya berbeda. Lepat adalah ketan yang menggunakan isian campuran gula aren dan kelapa parut serta menggunakan pembungkus daun pisang, sementara lepet menggunakan daun janur dan isian dicampur kacang. Maka dapat dikatakan lepat berkembang di wilayah budaya Melayu di Sumatera, sementara lepet berkembang di wilayah budaya Jawa.

Dalam bahasa Jawa, lepet maksudnya mangga dipun silep ingkag rapet atau mari kita kubur yang rapat. Lepet merupakan makanan yang menyerupai bentuk mayat. Karena makanan dari ketan dan kelapa itu diberi tali tiga melingkar laksana kafan, pembungkus jenazah. Ketan itu sangat lengket yang dikandung maksud untuk semakin erat tali persaudaraan. Ditali tiga seperti mayat maksudnya agar nantinya kesalahan tidak menjadi dendam sampai mati.

Penasaran ingin membuatnya sendiri? Berikut adalah bahan-bahan dan cara untuk membuat lepet.

BAHAN DAN CARA UNTUK MEMBUAT LEPET

Bahan-bahan

  1. 500 gram beras ketan
  2. 500 gram kelapa parut dari 2 butir kelapa
  3. 3/4 sendok teh garam
  4. 12 buah daun kelapa (janur)
  5. 24 buah tali

Langkah

  1. Cuci beras ketan kemudian rendam semalam. Pagi harinya tuntaskan dalam wadah berlubang, kemudian sisihkan
  2. Siapkan kelapa parut. 500 gram kelapa parut dihasilkan dari 2 butir kelapa. Gunakan kelapa setengah tua (jawa = kemlangrang). Sebelum diparut, kupas kelapa terlebih dahulu agar dihasilkan parutan yang putih bersih
  3. Dalam wadah, aduk jadi satu beras ketan, kelapa parut dan garam. Aduk sampai rata, kemudian sisihkan
  4. Cara membuat selongsongan lepet:
    Siapkan daun kelapa atau janur, buang batang lidinya dan lap. Putar janur pada 3 jari yang disatukan
  5. Putar sampai selongsongan agak panjang, kemudian buat kepala di bagian ujungnya
  6. Selongsongan lepet siap diisi. Masukkan campuran beras ketan, kelapa parut dan garam ke dalam selongsongan kemudian padatkan menggunakan gagang sendok. Isi sampai penuh
  7. Setelah penuh, tarik perlahan bagian ujungnya dan rapatkan, masing-masing ikat dengan 2 buah tali. Isi semua selongsongan sampai adonan habis
  8. Siapkan dandang agak besar dan isi air secukupnya, masak sampai air agak hangat kemudian masukkan semua lepet kemudian rebus sampai matang atau tanak, kurang lebih 2 jam
  9. Segera angkat lepet ketika sudah matang, celupkan dalam air dingin, angkat dan gantung di tempat tinggi atau letakkan di tempat yang berlubang, agar air sisa rebusan tuntas. Lepet siap dihidangkan sebagai teman minum teh.

Nah, itulah bahan-bahan dan cara pembuatan lepet. Bahan-bahan dan cara pembuatan di atas hanya sebagai panduan saja, jika ingin mengolahnya secara kreatif dan inovatif mengikuti perkembangan jaman sangat dipersilakan. Selamat mencoba!

- by Dias Nurul Fajriani, PR Students'20 at UPNVY

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun