Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar dari Cinta dan Benci

24 Oktober 2020   15:09 Diperbarui: 24 Oktober 2020   15:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ungkapan cinta dan benci tak hanya berlaku bagi pasangan yang sedang merajut asa saja. Melainkan dua kata tersebut telah merasuk ke dalam lingkungan pertemanan atau pun persahabatan.

Ada yang dulunya dekat dan menjalin persahabatan begitu lekat. Hingga sosok kawan lain kau anggap sebagai pelengkap saja. Tapi kini menjauh karena rasa benci dan dendam yang begitu mengakar dalam jiwa.

Namun ada pula yang dulunya amat jauh dan bahkan untuk bertegur sapa pun tak ingin, bahkan  keberadaannya hanya kau anggap angin lalu saja. Lantas kini mendekat karena rasa cinta yang mulai tumbuh disebabkan kecocokan.

Hidup memang kadang lucu karena dulu memandang bahwa yang mencinta tak akan berpisah dan yang membeci tak akan menyatu. Tapi dunia ini kadang berkata lain karena kau bukan Tuhan yang dapat menghendaki segalanya berdasarkan keinginan.

Sudah sepatutnya cinta dan benci memang menjadi bahan pelajaran. Bisa jadi orang yang dulu kamu benci di masa lalu akan menjadi kawan terbaik di masa depan. Begitu pun, bisa jadi orang yang dulu kamu cinta di masa lalu akan menjadi musuh di masa depan.

Maka sudah sepantasnya mencintai itu secukupnya dan membenci itu sewajarnya. Tapi ada yang terpenting daripada hanya kata cinta dan benci, yaitu kata bahagia. Biarlah yang lalu berlalu tengoklah masa depan yang saat ini kau jalanii. Yang terpenting saat ini aku, kamu, kita dan mereka punya kebahagian masing-masing.

Salam sahabat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun