Mohon tunggu...
Dias Ashari
Dias Ashari Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang bermimpi GILA, itu akuuu..

Mantan Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayah, Jika Ada Kata yang Lebih Indah dari "Cinta"

23 Oktober 2020   19:39 Diperbarui: 23 Oktober 2020   19:43 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Ayah, sejauh memoriku menilisik kejadian di masa kecil, rasanya tidak ada yang spesial tentangmu saat itu. Bahkan rona kebahagian yang kau hadirkan pun tak sedikit terbesit dalam benak pikiranku.

Yang ku ingat kau adalah seorang pribadi yang pemarah. Yang saat itu selalu menghancurkan perabot rumah tangga milik ibu ketika emosi berada dalam puncaknya. Kau pernah meludahiku karena aku rewel. Kau pernah mengguyurku dengan seember air hingga basah kuyup, padahal air itu susah payah ibu timba dari tempatnya.

Kau selalu bilang padaku untuk tidak usah bersekolah jika aku meminta uang SPP padamu. Hingga dalam benakku kau bukanlah sosok Ayah dan suami yang bertanggung jawab saat itu.

Hingga suatu hari cerita ibu mengubah pandanganku terhadapmu. Ibu bilang meskipun Ayah adalah sosok yang pemarah tapi dia menyayangiku lebih dari kakak-kakakku. Bahkan Ayah sedikit berubah semenjak kelahiranku ke dunia ini

Mungkin saat itu aku masih berusia 2 tahun hingga aku tidak begitu mengingatnya. Ibu bilang ketika itu jika keinginanku tidak dituruti maka aku akan menghantamkan kepala ke tembok. Jika itu terjadi maka Ayah akan luluh olehku, padahal Ibu bilang Ayah selalu tidak peduli dengan anak-anaknya.

Ketika bertumbuh dewasa aku semakin menyadari bahwa sudah banyak perubahan positif dalam dirimu. Aku mulai paham betapa kau sangat menyayangiku Ayah. Engkau orang pertama yang selalu menghawatirkan kesehatanku, kau orang pertama yang menungguku ketika belum pulang dan kau yang menyayangiku lebih dari siapapun.

Ayah terimakasih untuk waktu yang kau habiskan denganku untuk berdiskusi terkait berita dalam koran yang tadi pagi kau jajakan. Aku yang selalu takjub dengan pengetahuanmu yang luas meski kau hanya mengenyam pendidikan SD saja. Terimakasih selalu memberi petuah ketika raga sedang menyerah. Terimakasih untuk selalu berdiri di garda terdepan untuk melindungiku darii kejamnya dunia ini.

Lumuri terus tubuh ini dengan doa-doa mustajabmu, yang Tuhan pun tak pernah punya alasan untuk menolaknya. Ayah jika ada kata yang lebih baik dan indah dari CINTA maka akan kuungkapkan padamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun