Melihat itu Nikumbh berinisiatif untuk memberikan pelajaran tambahan untuk Ishaan kepada kepala sekolah barunya. Setelah berdebat panjang akhirnya kepala sekolah menyetujui. Hari demi hari Ishaan diajarkan menulis dan membaca melalui metode yang berbeda. Misalnya membuat angka dan huruf dengan media pasir, malam dan bermain. Lambat-laun Ishaan mengalami perkembangan dalam membaca dan menulis.
Suatu hari Nikumbh mengadakan lomba melukis satu sekolah beserta seluruh murid dan guru. Dalam proses lomba melukis ini memperlihatkan bahwa guru-guru yang pandai dalam bidang matematika, sains, tekhnik, geografi ternyata kesulitan dalam menemukan ide untuk melukis. Bahkan lukisan yang dihasilkan lebih jelek dari anak-anak pada umumya.
Hal ini tentu membuktikan bahwa seseorang tidak bisa dipaksakan untuk ahli dalam bidang akademik. Setiap anak punya keunikan tersendiri dan itu tidak bisa menjadi perbandingan satu sama lain. Bahkan hasil lukisan dari Ishaan mampu mengalahkan semua kontestan termasuk guru seninya sendiri yaitu Nikumbh.
Bahkan setelah rasa percaya diri Ishaan muncul kembali ia menjadi anak yang superjenius dalam berbagai bidang pelajaran. Hal ini tentunya membuat guru-guru yang biasa meremehkannya menjadi terkagum dan banyak belajar dari sosok Ishaan.
Film ini mengajarkan kita sebagai orangtua dan guru untuk mengenali potensi dari setiap murid. Jangan sampai justru perlakuan kita terhadapnya malah membunuh potensinya. Anak disleksia pun dapat berubah menjadi anak jenius ketika sang guru mampu memberi sedikit bantuan dengan cara mengarahkan terhadap potensi yang dimilikinya.
Adapun kutipan dari film ini yang menurut penulis layak untuk disajikan sebagai bahan perenungan semua orang tua dan para pengajar. Beginilah kiranya kutipan tersebut.
"Di dalam diri kita ada sebuah permata yang bisa mengubah dunia karena mereka bisa melihat dunia dengan sisi yang berbeda. Cara berpikir mereka unik dan tidak semua orang bisa mengerti mereka. Mereka penentang namun mereka muncul sebagai pemenang"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H