Selamat Pagi Kompasianer !
Berbicara terkait barang kadaluarsa, tentu saja ini menjadi polemik bagi pekerja ataupun pemilik perusahaan. Terlebih jika barang kadaluarsa tersebut harganya lumayan mahal. Sudah sangat dipastikan ini akan merugikan keuangan perusahaan. Tidak menutup kemungkinan bukan jika justru keuntungan yang seharusnya di dapatkan malah tenggelam bersama kadaluarsanya barangtersebut.
Kali ini penulis akan berbagi sedikit pengalaman, semoga saja dapat membantu para pekerja di bidang kesehatan, pemilik perusahaan atau kalian yang mungkin baru berencana untuk membuka bisnis tersebut. Dengan begitu tulisan ini bisa menjadi gambaran untuk melangkah ke depan.
Ada 5 cara yang kalian dapat terapkan diantaranya :
1. Stock Obat yang Memang Dibutuhkan Pasien.
Sebagai karyawan atau pemilik memang sudah seharusnya melakukan studi di lapangan terkait obat yang dibutuhkan masyarakat sekitar. Jangan sampai tergiur dengan boomingnya iklan suatu obat di media atau televise.Â
Padahal sebetulnya masyarakat di sekitar perusahaan anda tidak membutuhkannya. Coba bayangkan jika anda sudah membeli stock banyak dengan harapan laku keras. Namun kenyataannya obat tersebut hanya menjadi pajangan saja, sangat sayang bukan.
2. Gunakan sistem FIFO dalam Persediaan Stock Obat.
Metode stock FIFO ( First in Frist Out) memang sangat cocok digunakan untuk barang yang memiliki kadaluarsa seperti makanan, minuman dan obat. Sesuai dengan namanya, maka sistem dari FIFO ini adalah mengeluarkan terlebih dahulu barang yang pertama datang atau dipesan. Jadi pastikan kalian sebagai karyawan harus rajin-rajin menata barang dengan baik.Â
Jika obat disimpan dalam posisi rak, maka barang baru simpan dipaling belakang. Namun sebaliknya jika obat disimpan dalam etalase, maka obat yang baru datang harus disimpan di bagian paling depan. Dengan begitu dijamin hal ini akan meminimalisir menumpuknya obat kadaluarsa.
3. Beli Obat sesuai Kebutuhan.