Berbicara soal obat kortikosteroid mungkin di masyarakat sendiri tidak begitu dikenal. Namun ketika disebut dengan obat radang tentunya ada beberapa masyarakat yang sudah familiar dengan istilah ini. Biar kalian tidak bingung, penulis akan menjelaskan sedikit tentang obat kortikosteroid terlebih dahulu.
Kortikosteroid sendiri sering disebut sebagai suatu gejala penyakit yang ditandai dengan peradangan atau alergi. Biasanya peradangan ini bisa berbagai macam diantaranya radang gusi, radang akibat alergi, radang otot ataupun sendi. Jadi obat kortikosteroid adalah obat yang dapat menyembuhkan atau meringankan gejala pada peradangan atau alergi.
Biar lebih familiar lagi penulis mau memberitahu apa saja contoh dari obat kortikosteroid. Obat ini terbagi menjadi dua bagian yaitu oral ( melalui mulut) dan topical (jaringan kulit). Untuk obat-obat oral biasanya mengandung jenis zat aktif dari dexamethasone, methylprednisolone, prednisone dan triamsinolon. Sedangkan untuk obat topical berisi zat aktif dari betamethasone, momethason, hidrokortisone dan fluicinolone.
Nah obat-obat kortikosteroid ini terdapat dalam jenis obat tunggal maupun kombinasi. Zat aktif tersebut sering ditemukan dalam obat kombinasi nyeri, radang, alergi, batuk hingga rheumatic dan asam urat. Kasus yang sering ditemukan dalam mengkonsumsi obat kortikosteroid ini adalah usia lanjut yang memang sering mengalami rheumatic dan asam urat.
Sebetulnya pemberian obat ini sangat dikontrol penggunaanya oleh dokter. Namun karena masyarakat kita kadang memiliki inisiatif yang kurang tepat maka sering terjadi dampak yang tidak diharapkan.
Biasanya para penderita penyakit tersebut, tiba-tiba membeli obat sendiri ke beberapa fasilitas pelayanan farmasi. Mereka yakin dengan gejala yang sama pernah dikeluhkan ke dokter bisa diobati dengan obat yang pernah diresepkan. Padahal sejatinya justru tetap harus berdasarkan pemeriksaan agar pengobatan dapat sesuai.
Yang lebih mengerikan jika obat kortikosteroid ini sudah dikonsumsi secara berlebihan. Pasien mensugesti dirinya dengan dalih jika tidak minum obat tersebut maka badan terasa sakit. Hingga akhirnya obat tersebut sudah layaknya permen yang bisa dikonsumsi kapan saja sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Padahal efek samping dari penggunaan obat tersebut lumayan berbahaya. Adapun diantaranya adalah moon face atau wajah berbentuk seperti bulan penuh. Kondisi ini menyebabkan area pembengkakan pada wajah.Â
Jika gejala masih ringan maka kulit wajah akan terasa biasa saja. Namun ketika sudah parah maka akan terasa panas dan harus sering mendapatkan kompres agar gejala sedikit berkurang.
Selain itu juga penggunaanya yang berlebihan dapat membuat penghapuran sendi, di mana jumlah kalsium dalam tulang berkurang.
Jadi hati-hati ya, ingatkan kakak, adik, orangtua, saudara atau tetangga yang biasa mengkonsumsi obat ini secara rutin.