Mohon tunggu...
Dias Widia
Dias Widia Mohon Tunggu... -

sederhana muara segala keindahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jalan Tol Sumatera, High Grade Highway (HGH)..... Percepatan Pembangunan Sumatera dan Cara Dahlan Iskan Atasi "Deadlock"

6 Juli 2013   19:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:55 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumatera, pulau besar yang memiliki banyak sumber daya alam dan potensi ini dari sisi infrastruktur masih tertinggal dengan Jawa. Jalan raya sebagai satu unsur infrastruktur paling vital pembangunan sering kali dikeluhkan, entah karena kerusakan atau belum memadainya prasarana yang ada seperti lampu penerangan, median jalan yang sempit bahkan faktor keamanan manakala harus melalui hutan. Saya ingat..dulu ada istilah bajing loncat untuk menggambarkan para perampok yang sangat ditakuti ketikakendaraan harus melalui hutan lintas Sumatera pada malam hari.

Semua sepakat, kunci percepatan pembangunan yang dapat menggerakkan ekonomi masyarakat adalah jalan. Dengan dibangunnya jalan tol Sumatera diharapkan pertumbuhan ekonomi lebih meningkat dan memudahkan masyarakat mencapai akses lokasi yang dibutuhkan dengan lebih cepat.

Pemerintah telah merencanakanmembangun jalantol inipada tahun 2013. Jalan Tol Trans-Sumatra adalah sebuah jalan tol sepanjang 2.700 km yang menghubungkan Lampung dengan Aceh di pulau Sumatra Jalan tol ini diperkirakan akan menelan dana sebesar Rp 99,88triliun , pada awalnya ditunjukBUMN PT Hutama Karya sebagai eksekutor utama tol Sumatra ini dengan partnership pihak swasta. Namun melihat besarnya anggaran ternyata belum ada satupun pihak swasta yang bersedia. Dalam Rakor Menko Ekuin sebulan lalu, tiba – tiba pelaksanaan pembangunan trans Sumatra dipending dengan alasan yg agak tidak masuk akal, yaitu terlalu berisiko kalau investornya hanya Hutama Karya (BUMN) sendiri , mengingat proyek tersebut, merupakan mega proyek. Untuk itu Menko Perekonomian Hatta Radjasa kemudian menyuruh Hutama Karya mencari patner lagi. Saat itu begitu kecewanya Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, dan juga Hutama Karya yg sebetulnya tinggal menunggu administrasi dari sekretariat negara, untuk bisa segera dimulainya proyek baru.

Dalam komunikasinya dengan salah satu wartawan (Nanik S Deyang), Dahlan Iskan mengungkapkan kekecewaannya, bahwa harus dicari akal agar Hutama Karya tidak menyerah pada kesulitan ,pembangunan jalan tol harustetap dilanjutkan dengan dana yang seminim mungkin dan dengan langkah yang masih bisa dilakukan. Beliau mengatakan yang penting akan dibangun dimulai dengan empat ruas , MEDAN_ BINJAI, PEKANBARU_DUMAI, PALEMBANG_INDRALAYA, dan LAMPUNG BAKAHUNI yang akan dimulai sehabis Lebaran. Rutenya lebih banyak lewat tanah PTPN (BUMN) agar tidak ruwet pembebasan tanahnya.

Pak Dahlan selalu menemukan solusi dan pantang menyerah, saat menghadapai hal yang sulit. Bukan Dahlan namanya kalau tidak menemukan solusi. Sambil menunggu patner Hutama Karya atau investor baru, Dahlan tetap bisa mulai mewujudkan mimpinya, tanpa melanggar aturan pemerintah, yaitu membangun jalan tol dengan melewati tanahnya PTPN, sehingga tidak ruwet dan tidak mengeluarkan dana besar untuk pembebasan tanahnya.

Kepiawaiannya mengatasi hal2 yang berujung deadlock mungkin terasah karna beliau lama bergerak di swasta, dimana dikenal pameo bila tidak ada inovasi maka akan mati. Hal ini merupakan antitesa birokrasi yang cenderung lamban dan terlalu hati-hati sehingga lambat pula mencapai tujuan.

Indonesia butuh lebih banyak lagi pejabat seperti Dahlan Iskan, yang mengenalkan terobosan dan optimisme, bersih dan tanpa pamrih. Indonesia butuh berlari...mengejar ketertinggalan...selalu ada harapan untuk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun