Mohon tunggu...
Inovasi

"TV" Rusak Moral Bangsa

9 Mei 2015   08:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada era sekarang ini berbagai macam ajang pencarian bakat bermunculan di televisi bak jamur yang tumbuh pada musim hujan. Mulai dari ajang pencarian bakat menyanyi, menari, bahkan jadi artis sekalipun. Hal tersebut tentu saja menyedot perhatian publik yang kebanyakan dari mereka adalah para kaum muda, mereka datang dari berbagai daerah dan dari berbagai latar belakang yang berbeda untuk satu tujuan menjadi seorang bintang.

Ribuan orang rela berpanas-panas ria, melewati hujan untuk bisa mengikuti audisi pencarian bakat tersebut, tak sedikit dari mereka adalah kalangan mahasiswa maupun pelajar yang rela bolos demi untuk mengikuti audisi itu. Ya kalangan mahasiswa dan pelajar yang seharusnya menjadi “agent of change”, dan menjadi tumpuan untuk memajukan bangsa kedepannya justru lebih memilih menggantungkan masa depannya untuk menjadi seorang artis.

Kecenderungan pemikiran para anak-anak muda bangsa yang ingin menjadi artiis-artis di televisi sedikit banyak disebabakan oleh acara televisi. Kita bisa lihat dalam berbagi kesempatan berita berita seputar artis yang menonjolkan kehidupan mewahnya seakan sudah menjadi konsumsi publik sehari-hari. Merujuk pada hal tersebut tak heran para anak muda seakan berlomba-lomba untuk menjadi artis yang katanya hidupnya mewah dan enak.

Ya mungkin cara pemikiran para kaum muda baik itu mahasiswa maupun pelajar banyak terpengaruh oleh media, terutama televisi. Televisi mempunyai peran yang sangat besar dalam hal mengubah perspektif masyarakat. Banyak masyarakat yang terpengaruh dengan cara pandangtelevisi. Merujuk pada besarnya dampak dari acara televisi sudah seharusnya pihak televisi memberikan suatu tayangan yang berpendidikan, mmampu menginspirasi masyarakat, dan membentuk moral masyarakat agar menjadi lebih baik.

Akan tetapi harapan masyarakat untuk mendapat sebuah tontonan yang berkualitas dan sarat akan nilai positif hanya menjadi sebuah wacana belaka. Kini sebagian besar acara televisi jauh dari kata mendidik dan justru malah memperburuk kualitas moral bangsa, khususnya anak muda yang masih mencari-cari jati dirinya. Mereka terpengaruh dengan apa yang mereka lihat di televisi.

Acara-acara televisi seperti sinetron maupun film kini hanya mengejar provit dan rating belaka sehingga mengesampingkan tontonan yang berkualitas dan sarat akan nilai edukasi yang diharapkan masyarakat. Banyak acara televisi yang justru menonjolkan nilai nilai negatif seperti pacaran, clubbing, perselingkuhan, narkoba, dan bahkan pembunuhan disisipkan kedalam acara televisi.

Hal tersebut tentu saja membuat kita miris, masyarakat kita dicekoki acara yang kurang mendidik dan menonjolkan sisi negatifnya sehingga berakibat buruk bagi mental masyarkat sendiri dan dapat memperburuk kualitas moral bangsa. Memang tidak semua acara televisi itu berakibat negatif, masih ada beberapa acara yang konsisten menampilkan sisi positif seperti acara berita dan kisah-kisah inspiratif, namun acara tersebut bisa dihitung dengan jari dan durasi yang sangat sedikit dibandingkan acara lain yang nihil akan edukasi.

Untuk itulah kedepannya kita berharap para pihak televisi mampu memberikan acara-acara yang berkualitas yang banyak nilai edukasi, serta mampu menginspirasi masyarakat akan hal hal-hal yang positif dan tidak lagi mengejar provit dan rating semata. Kemudian KPI yang bertanggungjawab terhadap program-program televisi harus lebih selektif dan menerapkan aturan yang ketat tentang dalam menyeleksi acara mana yang pantas disiarkan di televisi. Kalau perlu ada aturan yang menyatakan bahwa setiap program televisi harus ada nilai edukasinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun