Mohon tunggu...
Diasmanto
Diasmanto Mohon Tunggu... profesional -

i'm journalist

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Waria Love Story

17 Juli 2014   02:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:07 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14059995301603976342

Cinta Harus Tumbuh sampai ke Pelaminan

Perjalanan cinta seseorang sangat bervariasi. Cinta fisik, cinta jiwa. Muaranya, di pelaminan.  Kalau cinta tidak bermuara ke sana, maka tragislah ia. Begitu sejarah yang pernah terjadi di masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Nashr bin Hajjaj. Begitu nama pemuda itu. Dalam sejarah, Nashr dikenal sebagai pemuda dari suku Sulaim. Dia tampan, solih dengan pembawaan perilaku yang kalem. Hingga suatu saat, Umar bin Khattab menilai keberadaan fisik Nashr bin Hajjaj membawa fitnah pada dirinya.


Maka dikirimlah Nashr bin Hajjaj dalam pasukan yang menuju ke luar Madinah dan tinggal di sebuah keluarga di daerah Basrah. Kejadiannya, Nashr bin Hajjaj jatuh hati pada istri kepala keluarga yang ditumpanginya.
Saat rasa itu diketahui suami sang perempuan, Nashr malu. Dia pun memilih untuk meninggalkan keluarga tersebut. Hari-hari dilaluinya dengan tetap membawa rasa cinta itu. Cinta yang disadarinya sebagai tumbuh tidak pada tempatnya. Dipendamnya rasa cinta yang dahsyat itu. Hingga Nashr jatuh sakit.

Berhari-hari sakitnya. Sang suami tahu keberadaan pemuda solih yang dalam kondisi sakit itu. Dia pun dengan besar hati meminta istrinya untuk merawat Nashr.

Cinta itu tetap dipendamnya. Sejarah mencatat, tidak ada dosa yang dilakukan Nashr dengan istri si Suami tadi. Dan, tragislah dia. Pemuda Madinah yang tampan dan solih itu meninggal karena sakitnya.

Itu cinta yang menumbuhkan penderitaan. Tapi sungguh kesolihan Nashr, yang menahan cinta itu sampai ajal, sungguh luar biasa. Kisah cinta yang tidak sampai ke muara pelaminan demi terjaga dari perbuatan dosa. Ya, kiranya itulah tebusan atas sebuah cinta yang tumbuh tidak pada tempatnya.

Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga, mahar dan pesta walimah. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta untuk sampai ke pelaminan.

Tapi mungkin halangannya bukan semata pada tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus yang dialami Nashr. Kadang misalnya, cinta tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh. Cinta yang memang harus ditahan, bahkan dihilangkan, karena keadaan tidak sejalan dengan syariat.

Seorang waria, seorang laki-laki yang merasa dirinya perempuan, pasti merasakan cinta ke sesama jenisnya. Laki-laki. Ini keadaan yang istimewa. Karena tidak banyak laki-laki yang mengalami keadaan seperti ini. Hasrat cinta yang menggebu, justru hadir ke sosok yang apabila dilanjutkan akan membuat kerusakan tatanan kehidupan manusia.

Maka berbesar hatilah para waria. Tentukan kekuatan hati untuk membuat sebuah keputusan. Fisik yang berjenis kelamin laki-laki adalah penghalang nyata atas cinta itu. Maka tertutuplah peluang untuk cinta agar bisa sampai ke muara pelaminan.

Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Karena hanya di sanalah cinta ini absah untuk mekar dan bersemi: di singgasana pelaminan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun