Mohon tunggu...
Diasmanto
Diasmanto Mohon Tunggu... profesional -

i'm journalist

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demi Mengenang Gang Dolly

5 Agustus 2014   02:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:24 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

demi mengenang Gang Dolly
kita menutup pelacuran
ratusan wisma obral birahi diberangus
ribuan pekerja seks dipulangkan
tukang ojek, tukang becak, tukang jahit
tukang semir sepatu, tukang parkir, tukang pijit
bakul nasi pecel, bakul jamu, bakul sayur
bakul nasi goreng, bakul pangsit, bakul bakso
juga bakul tahu tek, lontong balap
dan, warung-warung penjual softek
disolusikan mencari pekerjaan lain

***
demi mengenang Gang Dolly
pelacuran merambahi peluang lain:
pelacuran pikiran
pelacuran ilmu
pelacuran sikap
pelacuran keyakinan
pelacuran prinsip
pelacuran hak dan wewenang
pelacuran jabatan
karena pelacur itu bukan cuma
orang yang menjual barangnya
karena sejatinya barang itu tidak bisa dijual, dilepas, dipindahtangankan
hanya sebatas rasanya
maknanya
batinnya

(Surabaya, Syawal 1435)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun