Mohon tunggu...
Ni Ketut Tini Sri
Ni Ketut Tini Sri Mohon Tunggu... -

Belajar menulis tentang keseharian yang tertuang dalam kisah fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penikam Jiwa

3 Maret 2013   03:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:25 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedetik ...,
Ketika kedua belah  mata Rinitie hendak berpamitan kepada dia.
Lelaki tambun yang terus mendesah lirih itu mengeluarkan suara.

"Namaku cinta, ketika kita bersama. Berbagi rasa untuk selamanya

Namaku cinta, ketika kita bersama. Berbagi rasa untuk selamanya

Hingga tiba saatnya, aku pun melihat. Cintaku yang hianat, cintaku berhianat

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Aku tenggelam dalam lautan luka dalam

Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu butiran debu

Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu butiran debu

Menepi, menepilah… menjauh semua yang terjadi antara kita...."

Rinitie masih tercenung meski perlahan lirih suara lelaki itu menghilang. Sesaat tersadar, refleks, ia menyentuh bibir beku dihadapannya. Mengorek, memaksanya untuk mengulang kembali apa yang didengarnya barusan.

Keinginan Rinitie terkabulkan.

“Pembohong! Penghasut! Jangan sekali-kali kau susupkan kata-kata itu pada telinga kita! Seberat apapun derita yang kita pikul, kita tidak akan melumpuh! Kita tidak akan tenggelam dalam lautan tangis! Tak akan kubiarkan diri kita tersesat dalam kubangan arah yang membuta! Kita kuat! Kuat... KUUAAAATTT ….”

~oOo~

*** Butiran Debu by  Rumor. Lagu galau yang menghasut  ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun