Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pada Musim Berikutnya

20 Juni 2021   14:54 Diperbarui: 20 Juni 2021   15:08 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Hujan semalam menggugurjatuhkan sekelopak tabebuya
Terhampar di pembatas jalan

Roda angkutan berputar cepat
Mendoronggulirkan sekelopak ke sudut pembatas di dekat akar

Sekelopak tabebuya diam di tepi riuh jalan

"Akan semua digugurjatuhkan oleh musim, sebelum keindahan ditumbuhmekarkan kembali. Sekali lagi. Lalu menunggu musim berikutnya," katamu

Bukankah kita juga menunggu musim berikutnya?

Ketika angin selatan berhembus
Matahari menghangatkan pagi dari timur

Dan, sekali lagi, kaki-kaki diayunkan
Di jalan kecil berpaving-blok di sisi sungai berarus pelan

Seperti tabebuya menggugurkan bunga
Kemudian menumbuhkan kembali keindahan

Lalu menunggu musim berikutnya tiba

| Posong | 20 Juni 2021 | 6.06 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun