Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kokok Ayam di Tepian Pagi

16 September 2020   04:11 Diperbarui: 16 September 2020   04:35 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kokok ayam menghilang lagi
Ditelan senyap pagi
Seperti angin kemarau yang menggoyang dahan-dahan jati

Senyap sering merupa gelap
Juga merupa terik tengah hari
Atau seperti serakan daun-daun jati kering

"Ke mana kamu pergi?" tanyaku

Aku menyisir jalan kecil bertanaman bambu
Jalan ke selatan dari arah utara
Di mana matahari muncul dari balik gedung tinggi
Lalu tenggelam di balik gedung tinggi lainnya

Aku juga menyisir jalan kecil yang berbelok ke kiri, setelah tikungan di dekat pasar

Aku juga menengok gedung besar bergerbang kecil di sisi kiri

Tidak juga kutemukan dirimu

Siang terasa senyap
Seperti serakan daun-daun jati di Gunung Wiyu
Seperti terik di tengah hari

Seperti juga kokok ayam yang menghilang di tepian pagi

| Prambanan | 15 dan 16 September 2020 | 03.45 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun