Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tidak Pernah Kematian Sedekat Ini

18 Juli 2020   19:46 Diperbarui: 18 Juli 2020   19:36 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya masih akan banyak perjalanan ke selatan

Meniti punggung-punggung bukit
Melewati bayangan pohon-pohon jati
Atau sekedar melewati kelokan di bawah pohon-pohon berdahan rendah

"Masih ada hujan di bulan Juli," katamu

Hujan menunda kematian rumput-rumput di permukaan miring
Hujan menanda seolah kemarau masih akan menjauh

"Hujan juga membasahi batuan di gunung purba," gelakku berselang beberapa minggu kemudian
Saat kaki kembali meniti batuan-batuan tua, dan angin bertiup kencang

"Kematian terasa semakin dekat," katamu tiba-tiba

"Di pasar banyak kematian merebak, menyebar dengan cepat," lanjutmu

"Ada terlalu banyak kematian bulan-bulan ini. Ada terlalu banyak berita kematian," sebuah helaan nafas membantumu menyelesaikan kalimat

"Rasanya kematian semakin mendekat, ya?" tanyamu kemudian

Kematian memang tidak pernah jauh
Ia berjalan di sisi-sisi dekat

Kita pernah menuang kopi seolah kematian menjauh
Kita juga pernah berjalan cepat di gang dengan pohon-pohon bambu, seolah kematian sedang pergi ke tempat lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun