Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Bawah Purnama Waisak

9 Mei 2020   07:05 Diperbarui: 9 Mei 2020   07:05 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam pergi ke barat
Menemui pagi, bertukar jaga

Aku bermimpi bertemu lelaki tua
Yang dulu kuajak naik vespa ke Pondok Cabe
Lelaki yang hanya menjawab pertanyaan
Lalu menyulut tembakau di sisa waktunya

Asap tembakau akan berlalu
Laiknya persoalan dan harapan
Merupa usaha dan kekhawatiran

Seperti asap tembakau: semua akan berlalu

Ada juga langkah jenjang melintas pelataran mimpi
Kaki yang terayun menempuh jarak
Di bawah purnama Waisak

Langkah mendekat
Meski dekat seringkali bukan berarti tidak jauh
Pun dekat lebih sering tidak mendefinisikan tentang jarak

Lelaki tua berkata tanpa kata
Memberi selusin pesan tanpa kalimat

Perempuan berkaki jenjang melangkah tanpa derap
Terus mendekat, meski jarak terus menjauh

Lelaki tua berselusin pesan tanpa kata
Seperti langkah tanpa derap milik perempuan berkaki jenjang

| Prambanan | 9 Mei 2020 | 6.48 |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun