Di bawah langit yang terus membiru
Lantunan pupuh-pupuh megatruh menjadi lebih terdengar
Riuh serak teriakan, deru laju kendaraan, suara mesin-mesin pabrik pun ramai derak sepatu di lantai-lantai mall membuatnya seperti tidak terdengar
Sekarang, pupuh-pupuh megatruh menyelinap melalui sela-sela jendela, memasuki lubang-lubang di bawah pintu
Begitu dekat!
Megatruh terus melantunkan dirinya
Mewedhar bagian-bagian pupuhnya
Alunannya menjadi begitu perkasa
Telinga tidak bisa ditutup
Suara permohonan tidak juga mengusir lantunan pupuh-pupuh megatruh
Tembangnya memenuhi ruang-ruang sepi
Mengisi ruang-ruang sunyi
Megatruh terus menyelinap, bahkan ketika adzan sholat subuh hendak dikumandangkan
Jangan kau tutup pintumu
Jangan kau tutup jendelamu
Megatruh sedang terus melantun tanpa suara
Mendendangkan pupuh-pupuhnya
Di terang pagi, di gelap malam juga di benderang siang