"Aku sedang menuju ke bangunan berlangit-langit tinggi," katamu sebelum lonceng berdentang
Ketika permukaan air masih tinggi di ruas jalan yang selalu riuh
"Tidakkah kamu datang untuk secangkir kopi?" tawarmu dalam segaris senyum
Aku masih menyimpan sepotong roti, yang kauberikan pada hari Jumat Pertama
"Bawalah roti ini," katamu sambil memasukkan sepotong roti pada sedikit ruang kosong di samping buku bersampul keperakan
"Aku akan sampai di timur setelah adzan isya' berlalu," kataku tentang perjalanan melewati beberapa kota
Lalu kamu mengangguk pelan, membekali keberangkatan dengan kelegaan. Memastikan pengancing tasku tertutup sempurna
"Kita bertemu lagi pada sebuah Jumat Pertama," katamu sambil melambaikan tangan
Pada sebuah kota yang kusinggahi, aku memesan secangkir kopi
Mengaduknya setelah kutambahkan gula merah
Semakin lama mengaduk, semakin kulihattemukan dirimu di ruang beratap tinggi
Berbaju hitam dengan lengan digulung sampai ke siku dan rambut yang terlihat nyaman di bahu
Searoma lembut naik ke langit-langit ruangan, bersisian dengan aroma kopi
Mengangguku dengan gelisah
Menemaniku dengan nyanyian-nyanyian misteri di antara suara-suara hujan