Kulewati banyak pemberhentian
Pada stasiun-stasiun yang telah melewati banyak waktu
Berdiri gagah dalam senyap malam
Saat angin dari selatan bertiup ke utara
Ketika angin utara bertiup ke selatan
Tidak sabar rasanya, menunggu kereta melambatkan laju saat memasuki stasiun berikutnya
Menderitkan roda-roda besi, memercikkan kembang-kembang api untuk menghangatkan malam
Pada lorong-lorong di bawah lengkungan malam, kulemparkan pandangan
Mencaritemukan dirimu berbaju biru lembut
Melenggangkan langkah di atas tegel-tegel semen, dengan tangan saling memeluk dingin
Langkahmu tidak lebih lebar dari langkahku, meski kakimu selalu nampak lebih menjuntai
Aku menunggumu mendekat, menyejajarkan kaki, lalu melambaikan tangan kanan. Tidak lebih tinggi dari lehermu yang jenjang
Senyum memensil seirama tanganmu yang bergerak lembut
Sejurus kemudian, rambutmu yang terjatuh kau selipkan lagi ke atas telinga
Pelahan kereta bergerak meninggalkan stasiun
Sebelum kutemukan dirimu di antara malam
Pada pukul 03.10 kuakhiri penantian itu
Tidak kunjung kutemukan dirimu di salah satu stasiun yang kulalui