Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kupu-kupu Bersayap Kuning

1 November 2019   17:04 Diperbarui: 1 November 2019   17:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Novy Wijayanty

Aku lupa persisnya, aku hanya mengingat tentang tanaman-tanaman jagung yang berbunga
Juga tunas-tunas yang mulai tumbuh pada pohon-pohon jati

Sepanjang perjalanan ke timur, kupu-kupu berwarna kuning mengiringi perjalanan
Mereka berterbangan sepanjang jalan
Beberapa melewati kaca jendela yang kubuka pada laju yang melambat

Ya, kupu-kupu kuning mengiringi perjalanan ke timur
Setelah melewati jembatan bercat hijau pada jalan yang menurun di atas sungai

Tetapi saat ini tanaman jagung dan pohon jati sedang menanti rinai, seperti menunggu doa-doa dikabulkan: akankah doa dikabulkan sederas dan serapat rinai hujan di bulan November?

Rinai merapat, bersama angin yang kencang bertiup
Membuat kupu-kupu bersayap kuning bersembunyi di bawah panjang daun-daun jagung

"Apakah kamu di selatan?" tanyaku padamu, tentang minggu depan

"Tidak. Aku akan di selatan saat hujan begitu hebat merinai di akhir Desember. Ketika jalan-jalan tertutup deras air hujan dan kabut yang dibawa angin dari selatan. Jalan ke tempatku tidak akan kamu temukan pada saat itu," jawabmu dengan tergelak, dan di antara suara yang terdengar muram

Aku mengangguk, dalam gerakan yang tidak akan pernah terlihat olehmu
Seperti gelengan kepala yang juga tidak akan pernah terlihat olehmu, pada saat yang lain

Pada saat hujan begitu lebat, kupu-kupu bersayap kuning tidak akan menari sepanjang jalan ke timur
Maka perjalanan ke timur akan kulalui sebelum hujan begitu lebat

Aku akan menurunkan kaca jendela, dan mengurangi laju
Supaya lebih lama kulihat kupu-kupu bersayap kuning menari sepanjang jalan
Sampai melewati bukit-bukit di sisi kiri dan kanan jalan pada jalan yang menanjak tinggi

"Jangan terlalu malam," katamu waktu itu, saat aku duduk di kesenyapan Gunung Bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun