Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bila Ombak Mereda

6 April 2019   07:05 Diperbarui: 6 April 2019   07:14 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lonceng akan kembali didentangkan
Asap dupa akan kembali meninggi
Dan keelokan, seperti biasa, hanya akan sesaat menari

Lalu kita bawa-simpan melewati banyak hari
Bukankah hari-hari adalah perayaan?

Hari adalah sepenuhnya milik kita
Meski hanya melewati jalan kecil, berbatu dan menanjak dikelilingi tembok-tembok tinggi

Karena siapa yang mengharuskan melalui jalan berlempang lebar?

Jalan membentang begitu saja
Untuk dititilalui, dilintasjalani
Ia bukan tawaran pun pilihan

Ia adalah anugerah yang boleh dirayakan dengan derai air mata

Boleh disyukuri dengan senyum saat langit menggelap dan angin kencang bertiup

Tidak ada keharusan bagaimana jalan harus disusuri

Aku akan mendekat lagi saat lonceng didentangkan nanti
Menghirup asap dupa dalam-dalam ketika nada meniti oktaf yang terus meninggi

Seiris waktu merupa gemerlap indah yang diturunkan langit

Dekat tetapi jauh tak tersentuh
Jauh tetapi berdiam di sisi dekat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun