Lonceng akan kembali didentangkan
Asap dupa akan kembali meninggi
Dan keelokan, seperti biasa, hanya akan sesaat menari
Lalu kita bawa-simpan melewati banyak hari
Bukankah hari-hari adalah perayaan?
Hari adalah sepenuhnya milik kita
Meski hanya melewati jalan kecil, berbatu dan menanjak dikelilingi tembok-tembok tinggi
Karena siapa yang mengharuskan melalui jalan berlempang lebar?
Jalan membentang begitu saja
Untuk dititilalui, dilintasjalani
Ia bukan tawaran pun pilihan
Ia adalah anugerah yang boleh dirayakan dengan derai air mata
Boleh disyukuri dengan senyum saat langit menggelap dan angin kencang bertiup
Tidak ada keharusan bagaimana jalan harus disusuri
Aku akan mendekat lagi saat lonceng didentangkan nanti
Menghirup asap dupa dalam-dalam ketika nada meniti oktaf yang terus meninggi
Seiris waktu merupa gemerlap indah yang diturunkan langit
Dekat tetapi jauh tak tersentuh
Jauh tetapi berdiam di sisi dekat