*Catatan untuk Na (287)
Sudah lama angin menerbangkan apapun yang diinginkan
Seperti menerbangkan bunga-bunga ilalang di bawah pohon jati
Membawanya pergi, lalu meninggalkan begitu saja di jalan yang menanjak dekat madrasah yang tiangnya ditopang batang bambu
Suatu ketika, kamu juga akan dibawanya pergi lagi
Pasti akan lebih jauh daripada yang dapat terkira
Paling mungkin, aku hanya akan dapat menduga ke mana kamu pergi bersama angin
Mungkin semakin ke selatan, di dekat laut yang menyimpan cahaya senja
Mungkin ke barat, disimpannya di antara bangunan-bangunan yang terus berguman kepada langit
Mungkin ke timur, di balik gunung dengan dinding yang terus melereng ke utara
Kamu pernah dibawanya pergi, ketika matahari belum tinggi
Pada sebuah waktu yang tidak pernah terasa lampau
Sebelum lalu kutemukan kembali dirimu di balik pintu kaca sewarna es
Hai, kataku waktu itu
Mungkin pintu kaca sewarna es itu lama menyimpanmu, setelah angin tidak lagi membawamu pergi
Meninggalkanmu di antara buku yang masih selalu menumpuk tinggi
Hai, katamu masih dengan mata muram yang sama
Kita telah memilih kata tanpa makna untuk bertukar sapa, sekedar melupakan cuaca terik di balik kaca
Kalau nanti tidak kutemukan lagi dirimu di balik kaca sewarna es, mungkin angin telah membawamu pergi melewati pohon-pohon jati
| Padureso | 10 Desember 2018 | 00.05 |
Foto Fransiskus Kriswandaru