Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Perempuan yang Mendekap Senja

3 September 2018   11:02 Diperbarui: 3 September 2018   11:18 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Catatan untuk Na (267)

Hai, begitu sapamu sambil mendekap senja

Senja memendar, memantulrefleksikan warna-warna perak di rambutmu

Kamu terus berjalan ke selatan
Dengan langkah-langkah jenjang yang mendebarkan

Apakah senja akan terus berada dalam dekapanmu?
Tanyaku sambil menatap punggungmu yang terus menjauh

Kepalamu menengok dengan langkah kaki yang tetiba berhenti
Melemparkan senyum yang tidak pernah kumengerti
Membagikan tatapan yang terasa semakin dalam

Langkahmu kembali terayun
Dan sinar senja menyisip dari setiap gerai rambutmu
Juga membalut tubuh yang masih saja semampai, bahkan ketika hari sudah menjadi lebih senja

Langkahmu kembali menjauh dengan senja yang terlihat lelap dipelukmu
Seolah sembilan bulan senja berada dalam rahimmu

Apakah senja akan kamu bawa ke selatan?

| Prambanan | 01 September 2018 | 17.00 |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun