Mulanya tak ada niat untuk menanam daun sirih di pekarangan rumah. Karena alih -- alih menanam  tanaman obat semacam sirih, saya lebih cenderung menanam tanaman buah atau sayur mayur yang bisa dikonsumsi. Apalagi, lahan dirumah juga tak seberapa luas. Jadi saya juga sedikit pilih -- pilih jika hendak bercocok tanam. Namun karena bibit sirih ini pemberian, mau tak mau saya pun menanamnya, demi menghormati si pemberi bibit.
Dalam waktu beberapa bulan saja, tanaman daun sirih itu tumbuh subur dan mulai merambati tiang kanopi depan rumah. Meskipun begitu, saya masih tak tertarik untuk memanfaatkannya. Karena memang merasa tak membutuhkan. Hingga suatu ketika, seorang tetangga datang meminta ijin memetik beberapa daun sirih untuk mengobati matanya yang iritasi.
"Sirihnya taruh di piring kaca, terus diseduh air panas, Mbak. Nanti kalau sudah dingin, sirihnya diambil. Terus matanya dirimbang (dicelup) ke air sirih itu. Tar seger deh, kotoran mata pada keluar semua."
Ooo iya. Barulah saya ingat, bertahun -- tahun lalu seorang teman pernah bercerita tentang kebiasaannya merimbang mata dengan rendaman air daun sirih untuk menyegarkan mata. Saya kira, merimbang mata dengan rendaman air daun sirih manfaatnya mirip dengan obat tetes mata ya, bisa untuk meredakan gangguan mata karena iritasi, sekaligus menyegarkan mata.
Dilain waktu ketika ibu mertua berkunjung, ia terkagum -- kagum dengan rimbunnya daun sirih yang saya tanam itu. Dan respon ibu mertua sesudahnya membuat saya kaget.
Setelah matanya mencari -- cari pucuk daun sirih yang masih muda, tangannya serta merta memetik pucuk daun tersebut, lalu mengunyahnya.
"Ini bisa dilalap, Diar. ", lanjut ibu mertua, sambil memetik pucuk -- pucuk daun sirih berikutnya.
Whattt? Kata saya dalam hati.
Well, lama kelamaan saya jadi tahu kalau kegunaan daun sirih tidak terbatas pada 2 hal tadi saja. Contohnya seperti di bawah ini :
1. Untuk mengobati batuk