[caption id="attachment_340831" align="alignnone" width="640" caption="Kupu cantik saat pemakaman (dok: dianyulia)"][/caption]
Lama tidak menulis rindu juga rasanya. Lebih lama lagi tidak menulis tentang fotografi, ilmu yang tak akan habis diulas dan dibahas. Selalu muncul kreatifitas dan inovasi baru dalam fotografi seiring perkembangan teknologi. Terlebih lagi sekarang makin banyak peminatnya, anak-anak, remaja, dewasa, pekerja, ibu rumah tangga, semua kalangan tanpa terkecuali.
Seperti kita ketahui fotografi ada beberapa alirannya. Tak usah saya jelaskan detail disini, toh banyak sekali yang jauh lebih unggul. Kali ini ijinkan saya berbagi opini tentang apa yang harus diperhatikan pemula apabila ingin belajar foto makro.
- Sabar
Teknik foto makro adalah teknik dewa dalam opini saya. Bagaimana tidak, untuk menghasilkan sebuah refleksi keindahan Sang Pecipta dalam bentuk mahluk alam butuh kesabaran tingkat tinggi. Saya yakin para master fotografi pun awalnya tidak bisa sekali jepret, langsung mendapatkan foto makro terbaik. Butuh latihan terus menerus dan konsistensi kemauan untuk belajar. Tenang saja, hasil foto tidak bagus dalam jepretan pertama Anda bisa mencobanya di jepretan kedua, ketiga dst. Di zaman digital seperti sekarang semuanya dipermudah untuk manusia, hasilnya pun bisa langsung dilihat melalui layar kamera atau smartphone Anda.
- Tenang
"Jangan gemetar, dan tenang." pesan itu pernah disampaikan oleh teman jepret saya dalam belajar teknik makro. Logikanya memang benar, jika kita tidak tenang, tangan akan gemetar, kamera goyang dan hasil buram. Rasanya penantian untuk mendapatkan hasil terbaik pun sia-sia. Terlebih lagi jika obyeknya hewan, sebisa mungkin dan setenang mungkin agar tidak menganggu aktivitas mereka. Semakin tenang, semakin mantab memegang kamera semakin baik. Untuk itu sesuaikan kamera yang kita gunakan dengan kemampuan kita menggenggam dan menggunakannya. Percuma beli kamera canggih dan mahal-mahal kalau fotonya kabur semua karena tidak bisa menggunakan dengan nyaman.
- Tahan jongkok atau mendongak
Salah seorang teman jepret saya pun pernah mengatakan, dia benci foto makro, selain karena membenci serangga yang sering jadi obyek makro juga harus bersusah payah untuk jongkok mengambil gambar. Sudah jelas karena biasanya obyek makro ada di bawah atau diatas kita, namun lebih enak dibawah sepertinya yaa? Karena lebih mudah kita bergerak. Kalau diatas habis itu lehernya kaku? Waduh.
- Cukup cahaya
Pastikan cahaya cukup saat mengambil gambar. Foto makro kebanyakan obyeknya adalah alam, jadi cahaya matahari adalah faktor penentu penting. Langit cerah di pagi hari dan sore hari adalah waktu terbaik melalukan hunting makro.
- Pakaian nyaman
Dari dulu saya kerap bingung kenapa fotografer itu jarang ada yang fashionable atau dandan? Mereka indentik dengan celana gunung, jeans, kaos atau kemeja gombrong, sneakers dan sepatu olahraga. Kenapa yaa? Ya ternyata mereka butuh pakaian yang membuat mereka nyaman bergerak. Kebayang dong kalau mengambil foto makro sambil jongkok celananya tidak nyaman? Ditambah lagi robek. Malu yang didapat bukan gambar, hahaha.
Namun bukan berarti para fotografer itu tidak bisa bergaya, mereka pun akan menyesuaikan suasana pemotretan. Tapi kebanyakan lebih gaya modelnya dibanding penjepretnya. Sudah hukum alam, kalau gaya fotografernya? Fotografer narsis yang ada. Seperti siapa? Seperti anak-anak Kampret. Hahaha.
- Bau jangan, terlalu wangi tidak bagus
Sebagian orang tidak percaya diri apabila badannya bau, tapi bukan berarti harus memakai parfum sebotol penuh saat memotret makro. Agak lebay sih kalau sebotol penuh, hehe. Karena serangga biasanya tidak menyukai wangi menyengat jika kita memakai parfum terlalu banyak. Dia bisa kabur begitu saja. Sayang rasanya. Namun bukan berarti melegalkan Anda untuk memilih tidak mandi dulu baru memotret. Serangga betah, teman Anda bisa pingsan di sebelah. Oke bagian yang ini tidak terlalu penting sebenarnya, hihi.
- Berani kotor
Anda pasti masih ingat slogan deterjen di televisi, nggak kotor nggak belajar. Seperti itulah makro. Harus rela guling-gulingan untuk mendapatkan foto dari sudut terbaik. Sebenarnya tidak hanya makro saja, beberapa sudut untuk foto model pun kadang harus diambil dengan memeluk aspal, tanah atau rerumputan. Intinya benar-benar menyatu dengan alam. Siapkah Anda bersetubuh dan menyatu dengan alam?