Mohon tunggu...
dian widiyanarko
dian widiyanarko Mohon Tunggu... -

iseng-iseng nulis di sini untuk membantu mengabarkan yang benar dan membenarkan kabar yang belum benar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Nabi dan Orang Yahudi

12 Agustus 2010   07:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:06 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu hari Sahabat Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya yang juga Istri Nabi Aisyah RHA. Saat itu Nabi Muhammad SAW sudah tiada. Kepada Aisyah, Abubakar bertanya apakah kebiasaan yang biasa dilakukan Nabi, yang belum pernah dikerjakannya.

Kepada ayahnya itu, Aisyah mengatakan semua sunnah Nabi sudah dilakukan, namun ada satu yang belum pernah dilakukan Abubakar. Kebiasaan Nabi yang luput dilakukan Abubakar itu adalah; setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke pasar kota Madinah dan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi di sana.

Abubakar yang penasaran, keesokan harinya berniat melakukan kebiasaan Nabi itu. Dia pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis Yahudi yang diceritakan Aisyah. Dia menemukan pengemis Yahudi itu disudut pasar. Ternyata pengemis Yahudi itu adalah seorang pengemis buta yang selalu berteriak menghina dan menghujat Rasulullah.

Tiap hari pengemis itu berteriak lantang kepada orang-orang : "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Hujatan itu selalu diteriakkan pengemis itu sepanjang hari.

Melihat itu, Abubakar heran mengapa Nabi member makan orang yang menghinanya setiaphari. Namun Abubakar tetap mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan. Dia ingin menirukan perbuatan baik yang dilakukan Nabi sebagaimana yang diceritakan Aisyah.

Saat Abubakar mulai menyuapi, tiba-tiba pengemis itu marah sambil berteriak. Dia menanyakan siapa yang menyuapinya. Abubakar mengatakan dia adalah orang yang biasa menyuapi setiap hari. Namun pengemis buta itu tidak percaya. Meski Abubakar meyakinkan dirinya yang membawakan makanan setiap hari tetap saja pengemis itu tidak percaya.

Pengemis Yahudi itu mengatakan yang biasa membawakan makanan dan menyuapinya jauh lebih lembut dan sabar dalam menyuapi. Pengemis itu berkata jika yang biasa menyapinya datang tidak susah tangan pengemis itu memegang dan tidak susah pula mulutnya mengunyah. “Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut,” ujarnya. Orang yang biasa datang itu juga sangat sabar membantu makan sampai selesai dan kenyang.

Mendengar hal itu Abubakar pun menangis. Dia terharu dengan kebaikan Nabi yang meski dihujat tetap memberikan makanan dengan sangat baik kepada pengemis yang menghujatnya. Lalu Abubakar mengatakan pada pengemis itu bahwa dirinya memang bukan orang yang biasa datang. Dia mengatakan bahwa dirinya hanya salah satu dari sahabat orang yang biasa datang, dia datang menggantikan karena orang yang biasa datang itu teleh meninggal.

Kemudian Abubakar memberitahu pengemis itu bahwa orang yang biasa datang itu adalah Nabi Muhammad yang selalu dihujat pengemis itu. Pengemis Yahudi itu pun kaget dan menangis. Dia mengaku malu dan tidak menyangka orang yang selalu dihujatnya adalah Rasulullah, orang yang setiap hari memberinya makan dan menyuapinya dengan lembut dan sabar.

Pengemis itu pun tersentuh dengan kemuliaan Nabi dan mengaku menyesal atas perbuatannya selama ini. Dihadapan Abubakar dia pun menyatakan masuk Islam dan bersyahadat bahwa; tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Kisah Nabi dan orang Yahudi itu adalah salah satu kisah dalam perjalanan hidup Nabi yang paling membekas di ingatan saya. Saya pertama kali mendengar cerita itu saat mengaji dulu. Kisah itu juga termasuk salah satu kisah hidup Nabi yang popular dan banyak ditulis dan dijadikan ceritakan di mana-mana.

Apa yang dilakukan Nabi itu adalah sebuah teladan baik yang tidak hanya layak dilakukan umat Islam, tetapi juga oleh manusia pada umumnya. Namun apa yang terjadi di sekitar kita akhir-akhir ini sangat jauh dengan apa yang dicontohkan Nabi itu. Saya heran dan tak habis pikir mengapa akhir-akhir ini banyak orang mengaku pengikut Nabi Muhammad, mengaku umat Rasulullah namun perbuatannya sangat jauh dari teladan Nabi.

Orang-orang yang mengaku pengikut nabi ini selalu meneriakkan kebencian kepada Yahudi juga kepada agama lain. Bahkan sering pula kepada sesame umat Islam namun berbeda pandangan. Padahal dari kisah Nabi sangat jelas dicontohkan, Nabi tidak pernah benci kepada orang Yahudi. Bahkan Nabi memberikan makan dan menyuapinya meski dihujat oleh orang Yahudi itu.

Sekarang, orang yang mengaku pengikut Nabi tidak segan memukul dan membunuh orang yang berbeda keyakinan. Mereka selalu melakukan kekerasan atas nama agama. Kelakuan mereka ini sangat kontras dengan apa yang diteladankan nabi. Jika Nabi bisa membuat orang memeluk Islam dengan cara memberikan contoh teladan sifat mulia, orang-orang yang mengaku pembela agama Nabi saat ini justru membuat orang anti pati terhadap Islam karena perbuatan tercela mereka.

Maka tak berlebihan kalau saya mempertanyakan apakah mereka ini memahami ajaran Nabi dan meneladani sikapnya. Tak berlebihan pula jika saya mempertanyakan apakah mereka memahami Islam, ajaran Allah yang dibawa oleh Rasulullah.

Kepada mereka, kepada orang-orang ini, saya sarankan ada baiknya kembali membaca dan mempelajari teladan Nabi, seperti kisah Nabi dan orang Yahudi di atas. Nabi dalam kehidupannya selalu meneladankan bahwa agama yang dibawanya bukanlah agama yang mengancam dan meresahkan.

Islam sebagaimana diajarkan Nabi adalah agama yang melindungi dan mengayomi. Agama yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi sekalian alam, bukan hanya rahmat bagi umat muslim saja, tapi rahmat bagi semua manusia, semua ciptaan dan alam semesta.

Selamat berpuasa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun