Mohon tunggu...
Dian Utami
Dian Utami Mohon Tunggu... Konsultan - Profesi saya adalah seorang mahasiswi di universitas negeri malang fakultas ilmu sosial prodi ilmu komunikasi

Hobi saya menonton, mencari relasi dengan berkenalan dengan orang - orang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sarasehan Nasional Pancasila Mendorong Pilkada Jawa Timur 2024 yang Demokratis, Berintegristas, dan Anti Money Politic

6 November 2024   21:40 Diperbarui: 6 November 2024   21:40 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Malang, 6 November 2024 - Dalam rangka menyongsong Pilkada Jawa Timur 2024, Sarasehan Nasional Pancasila 2024 digelar di Hotel Grand Mercure Malang. Dengan teman Menyongsong Pilkada Jawa Timur 2024 yang Demokratis, Berintegristas, dan Anti Money Politic. Acara ini dihadiri oleh Sejumlah narasumber ternama termasuk, Ketua Bawaslu jawa timur, A warits, dan kepala UPT Laboratorium Pancasila UM, Dr. Akhirul Amirulloh. Dan tiga pasangan alon gubernur -- wakil gubernur jawa timur. Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim, Khofifah indar Parawansa-Emil Dardak, dan Tri Rismaharani-Gus Hans.


Ketua Bawaslu Jawa Timur, A. Warits, membuka diskusi dengan menegaskan komitmen Bawaslu untuk menjaga pemilu yang adil dan bebas dari kecurangan, Pilkada bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang menjaga nilai-nilai yang kita pegang sebagai bangsa, yaitu kejujuran dan integritas,"


Dr. Achirul Aminulloh, S.Sos., M.Si., Ketua UPT Lapasila UM, melanjutkan dengan "Salam Pancasila," menekankan bahwa Pancasila harus menjadi dasar dalam demokrasi Indonesia. Ia menekankan pentingnya menjaga kedaulatan rakyat yang bebas dari pengaruh manipulatif politik uang. "Misi kami adalah menegakkan demokrasi berintegritas sesuai nilai-nilai Pancasila, di mana suara rakyat harus dihormati tanpa intervensi," ujar Dr. Achirul.


Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Malang, juga menyampaikan sambutan yang sekaligus menandai pembukaan acara ini secara resmi. Prof. Hariyono menegaskan bahwa demokrasi di Indonesia perlu sehat, transparan, dan tetap berakar pada identitas nasional. "Transparansi dan nilai-nilai etika adalah kunci agar demokrasi kita tetap kuat," tegasnya. Ia menambahkan, meskipun Indonesia mengadopsi berbagai nilai demokrasi global, prinsip-prinsip kebangsaan harus tetap menjadi pegangan utama.


Pada sesi tanya jawab mengenai Pemilihan Gubernur tanpa money politik, calon wakil gubernur nomor urut 1, Haji Lukman, menyampaikan komitmennya untuk menjalankan pemilu yang jujur dan transparan. Ia menjelaskan bahwa ia berencana mendukung digitalisasi birokrasi dan menciptakan sistem layanan publik berbasis aplikasi yang dapat mengurangi risiko korupsi. "Kami tidak hanya ingin menang, tetapi juga membawa perubahan nyata bagi Jawa Timur. Kami berkomitmen penuh pada demokrasi tanpa politik uang," tegas Lukman, yang juga menargetkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 8% melalui penciptaan lapangan kerja baru.
Calon nomor urut 3, Gus Hans, turut menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi para kandidat akibat tingginya biaya politik. "Biaya politik di Indonesia sangat tinggi, dan ini sering kali mendorong kandidat terjebak dalam praktik politik uang. Namun, kami berkomitmen untuk menghindari praktik ini," ujar Gus Hans, sembari mengajak generasi muda untuk berperan aktif dalam memperjuangkan demokrasi yang bersih.


Dr. Achirul Aminulloh menutup sarasehan ini dengan menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga integritas demokrasi dan melawan politik uang. "Generasi milenial dan Gen Z harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan demokrasi yang bersih. Politik uang harus dihentikan agar demokrasi kita tetap berkualitas," ujarnya.


Sarasehan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Jawa Timur, khususnya generasi muda, akan pentingnya keterlibatan aktif dalam mewujudkan pemilu yang adil dan bebas dari politik uang. Kolaborasi antara lembaga pengawas, akademisi, dan kandidat ini diharapkan menjadi momentum penting dalam menciptakan demokrasi yang berintegritas dan bertanggung jawab di Jawa Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun